JAKARTA, KOMPAS.com - Jembatan yang kerap kali dijadikan akses para pemuda untuk bertawuran di Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, akhirnya ditutup. Petugas Suku Dinas Bina Marga Jakarta Pusat melakukan penutupan jembatan itu, Rabu (21/4/2021).
Kepala Seksi (Kasie) Jalan Jembatan Suku Dinas Bina Marga Jakarta Pusat, Yudha Catur Suhartanto mengatakan, penutupan itu dilakukan dengan memasang movable concrete barrier (MCB) di kedua sisi jembatan.
"Sudah kami tutup. Sekitar 12 MCB kami taruh di atas jembatan tersebut," kata Yudha saat dihubungi, Kamis kemarin.
Baca juga: Jembatan di Johar Baru yang Sering Jadi Akses Tawuran Sudah Tertutup Beton
Beton yang biasa digunakan untuk menyekat jalan itu ditumpuk-tumpuk sehingga tingginya hampir mencapai dua meter. Di tengah jembatan akan ditempatkan pot dengan tananam bougenville.
Yudha mengatakan, penutupan itu dilakukan sementara sambil menunggu persetujuan penghapusan aset, alias pembongkaran jembatan.
"Belum tahu bisa dihapus asetnya atau tidak. Masih menunggu hasil kajiannya," kata Yudha.
Jembatan tersebut berdidi di atas Kali Sentiong dan menghubungkan wilayah permukiman di Kelurahan Kampung Rawa dan Kelurahan Tanah Tinggi.
Menurut warga setempat, jembatan itu dulu pernah ditutup dengan ditembok karena sering dijadikan akses untuk tawuran oleh para pemuda di kedua kelurahan. Namun, tembok tinggi yang dibangun tahun 2017 kini sudah hancur.
"Dulu di sini pernah ditembok warga, tapi justru dirobohkan oleh para pemuda yang suka tawuran," kata Husnan, Ketua RW 06 Kelurahan Kampung Rawa.
Karena itu, warga setempat sudah sepakat meminta jembatan tersebut dibongkar. Usul pembongkaran itu bahkan sudah ditandatangani pengurus dari tiga RW dan sudah disampaikan resmi kepada Pemkot Jakpus.
Husnan menyebutkan, warga juga jarang memanfaatkan jembatan tersebut karena sudah ada jembatan lain yang bisa digunakan.
“Memang yang jembatan ini enggak ada yang jaga. Terus minim penerangan. Kalau jembatan yang lain itu banyak warga yang jaga dan ada ada posnya, jadi bisa diminimalisasi dan diansitisipasi bila ada indikasi tawuran,” kata Husnan.
Namun usul warga untuk membongkar jembatan iitu tak bisa dilakukan begitu saja oleh Pemkot Jakpus. Sebab, pembongkaran infrastruktur pemerintah harus melalui prosedur penghapusan aset.
Penghapusan aset itu masih dibahas oleh Suku Badan Pengelolaan Aset Daerah (BPAD) Jakarta Pusat.
Plt Kepala Suku BPAD Jakarta Pusat Gigih mengatakan, pihaknya sudah menerima surat permohonan penghapusan aset tersebut. BPAD pun kini tengah mengkaji apakah penghapusan aset itu memang diperlukan dan bisa jadi solusi untuk mencegah tawuran.
Baca juga: Jembatan yang Jadi Akses Pemuda Tawuran di Johar Baru...
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.