Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Gelandangan Meningkat Saat Ramadhan, 445 Orang Terjaring di Jakarta Pusat

Kompas.com - 28/04/2021, 08:01 WIB
Ihsanuddin,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah gelandangan yang mencari nafkah dengan mengemis dan mengamen di jalanan Ibu Kota meningkat selama bulan suci Ramadhan.

Sejak awal bulan hingga Selasa (27/4/2021), sudah ada 445 penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang terjaring razia di Jakarta Pusat.

"Mereka terjaring saat petugas menggelar operasi asih asuh di delapan wilayah kecamatan Jakarta Pusat," kata Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat Ngapuli Parangin Angin, Selasa.

Baca juga: Siapa Mafia di Bandara Soekarno-Hatta yang Dibayar Rp 6,5 Juta, Bukan Petugas tapi Punya Kartu Akses?

Ngapuli mengatakan, ratusan PMKS yang terjaring itu terdiri dari pemulung, pengamen, lansia telantar, manusia silver, badut, pengemis, gelandangan, dan sebagainya.

Setelah terjaring razia, mereka langsung dibawa petugas ke Gelanggang Olahraga Tanah Abang untuk didata sekaligus dilakukan swab test antigen Covid-19.

Setelah itu, mereka dibawa di Panti Sosial Kedoya.

"Dari Panti Sosial Kedoya, PMKS yang terjaring dibagi sesuai kualifikasi," ujar Ngapuli.

Baca juga: Detik-detik Penangkapan Munarman, Berdebat dengan Polisi hingga Meminta Pakai Sandal

Bagi yang sudah lansia, mereka akan dirawat di panti jompo.

Sementara itu, PMKS yang masuk kategori orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dibawa ke panti laras.

Lalu, PMKS yang dinyatakan sehat dan masih dalam usia produktif diberikan pelatihan keterampilan.

"Mereka mengikuti pembinaan melalui panti sosial milik Pemprov DKI di Serpong dan Balaraja," ujar Ngapuli.

Ngapuli menambahkan, sejumlah PMKS itu juga ada yang langsung dijemput oleh pihak keluarganya.

Baca juga: Kronologi 30 Menit Penangkapan Munarman oleh Densus 88 Antiteror di Pamulang...

Mereka dibolehkan pulang setelah membuat pernyataan tidak akan kembali menggelandang di jalanan.

Pihak keluarga pun diharapkan bisa melakukan pembinaan.

"Sebab pembinaan utama dari keluarga bukan melalui panti sosial," ujarnya.

PMKS yang tidak memiliki keluarga juga akan tetap dipulangkan ke daerah asalnya. Sebab, banyak dari PMKS ini berasal dari luar Jakarta.

Namun, pemulangan itu dilakukan setelah mereka mendapatkan pelatihan.

"Kami berkomunikasi dengan daerah asal untuk proses pemulangan. Namun, sebelum dipulangkan mereka akan dibina untuk mendapatkan keterampilan sehingga nantinya tidak kembali ke jalan menjadi gelandangan atau pengemis," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com