Sejak awal bulan hingga Selasa (27/4/2021), sudah ada 445 penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) yang terjaring razia di Jakarta Pusat.
"Mereka terjaring saat petugas menggelar operasi asih asuh di delapan wilayah kecamatan Jakarta Pusat," kata Kepala Suku Dinas Sosial Jakarta Pusat Ngapuli Parangin Angin, Selasa.
Ngapuli mengatakan, ratusan PMKS yang terjaring itu terdiri dari pemulung, pengamen, lansia telantar, manusia silver, badut, pengemis, gelandangan, dan sebagainya.
Setelah terjaring razia, mereka langsung dibawa petugas ke Gelanggang Olahraga Tanah Abang untuk didata sekaligus dilakukan swab test antigen Covid-19.
Setelah itu, mereka dibawa di Panti Sosial Kedoya.
"Dari Panti Sosial Kedoya, PMKS yang terjaring dibagi sesuai kualifikasi," ujar Ngapuli.
Bagi yang sudah lansia, mereka akan dirawat di panti jompo.
Sementara itu, PMKS yang masuk kategori orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dibawa ke panti laras.
Lalu, PMKS yang dinyatakan sehat dan masih dalam usia produktif diberikan pelatihan keterampilan.
"Mereka mengikuti pembinaan melalui panti sosial milik Pemprov DKI di Serpong dan Balaraja," ujar Ngapuli.
Ngapuli menambahkan, sejumlah PMKS itu juga ada yang langsung dijemput oleh pihak keluarganya.
Mereka dibolehkan pulang setelah membuat pernyataan tidak akan kembali menggelandang di jalanan.
Pihak keluarga pun diharapkan bisa melakukan pembinaan.
"Sebab pembinaan utama dari keluarga bukan melalui panti sosial," ujarnya.
PMKS yang tidak memiliki keluarga juga akan tetap dipulangkan ke daerah asalnya. Sebab, banyak dari PMKS ini berasal dari luar Jakarta.
Namun, pemulangan itu dilakukan setelah mereka mendapatkan pelatihan.
"Kami berkomunikasi dengan daerah asal untuk proses pemulangan. Namun, sebelum dipulangkan mereka akan dibina untuk mendapatkan keterampilan sehingga nantinya tidak kembali ke jalan menjadi gelandangan atau pengemis," ujarnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2021/04/28/08012881/jumlah-gelandangan-meningkat-saat-ramadhan-445-orang-terjaring-di-jakarta