Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramainya Peziarah Kubur Saat Lebaran di Bekasi, Warga Mengaku Tak Bisa Begitu Saja Hentikan Tradisi

Kompas.com - 13/05/2021, 14:59 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Suara klakson sahut-menyahut. Sebagian pengendara sepeda motor berdiri tak sabar, hendak mencari tahu apa yang terjadi di depan kemacetan yang menjebaknya di kolong langit Bekasi yang panas.

Mereka yang duduk di dalam mobil seakan bernasib lebih mujur karena terlindung dari terpaan terik matahari Bekasi. Namun mereka hanya bisa berpasrah menanti kendaraan di depannya melaju sedikit demi sedikit.

Kemacetan panjang itulah pemandangan yang membentang dari Jalan Raya Jatimulya hingga Jalan Kampung Jati 2 di Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, pada Hari Idul Fitri, Kamis (13/5/2021) siang.

Baca juga: Larangan Ziarah Kubur Bikin Omzet Penjual Bunga Merosot padahal Sudah Terlanjur Utang

Jalan Kampung Jati 2 yang hanya cukup untuk dua mobil merupakan satu-satunya akses menuju kuburan Jati Nusa Indah di Jalan Kampung Jati 2.

Siang tadi, arus peziarah yang datang dan pulang dari perkuburan itu seakan tak berhenti. Tak pelak, kemacetan mengular panjang hingga hampir dua kilometer.

"Rutinitas memang tidak bisa kami tinggalkan. Kalau bahasa saya, kudu dilestarikan," ujar Bandi (43), warga Pengasinan, Kota Bekasi, yang siang ini berziarah ke makam orangtua dan kakek-neneknya.

Tradisi tak bisa begitu saja dihentikan

Seperti kata Bandi, ziarah kubur memang bagian tak terpisahkan dari rangkaian perayaan Idul Fitri di Indonesia. Sebuah fenomena kultural yang telah diwariskan dari masa ke masa, dari generasi ke generasi.

Pemerintah melarang mudik Lebaran 2021 untuk mencegah penularan Covid-19, termasuk mudik lokal yang kerap diiringi dengan ziarah kubur.

Masalahnya, tak mudah mengidentifikasi orang-orang yang melakukan mudik, apalagi mudik lokal. Ditambah lagi, pemerintah tak punya dasar hukum melarang mudik lokal.

"Dari Pengasinan (Kota Bekasi) ke Jatimulya (Kabupaten Bekasi) ini saya. Saya pulang kampung. Benar nggak? Kan beda kan, kabupaten sama kota. Dibolehin kan sama pemerintah ya?" ungkap Bandi.

Baca juga: Ziarah Kubur Dilarang, TPU Karet Bivak, Menteng Pulo, dan Karet Tengsin Sepi

Salah satu pengelola kuburan Jati Nusa Indah, Sukron Al Hakim (32), menyebutkan bahwa keadaan hari ini menyerupai situasi sebelum pandemi Covid-19 melanda.

"Makam Jati Nusa Indah memang di hari H sampai hari keempat itu biasanya ramai, apalagi hari libur seperti itu. Seperti yang Anda lihat di sini, alhamdulillah banyak seperti ini," kata Sukron, Kamis.

Suasana ziarah kubur di makam Jati Nusa Indah, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi pada Idul Fitri, Kamis (13/5/2021). Sebagian besar peziarah dan pedagang terlihat tak mengenakan masker dengan benar.KOMPAS.com / VITORIO MANTALEAN Suasana ziarah kubur di makam Jati Nusa Indah, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi pada Idul Fitri, Kamis (13/5/2021). Sebagian besar peziarah dan pedagang terlihat tak mengenakan masker dengan benar.

"Kemacetan terjadi karena memang banyaknya peziarah yang datang, seperti itu," tambah dia.

Di dalam area pemakaman, hanya sebagian kecil peziarah yang memakai masker. Begitu pun dengan para pedagang, baik pedagang mainan, bunga, hingga penjual makanan dan minuman.

Itu pun, sebagian di antaranya meletakkan maskernya di dagu, bukan menutupi mulut dan hidung.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: Mengaku Masih Tinggal di Jakarta, padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com