Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sekolah Tatap Muka Bakal Digelar di Kota Tangerang, Dinkes Ingatkan Pentingnya Prokes

Kompas.com - 09/06/2021, 11:40 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Liza Puspadewi berujar, pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Tangerang dapat diterapkan asal protokol kesehatan tetap dilakukan secara ketat.

Menurut dia, jika Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang dapat mengikuti arahan Presiden Joko Widodo terkait penerapan PTM, maka belajar di sekolah tidak menjadi sebuah masalah.

Jokowi sempat menyatakan sejumlah aturan yang wajib dilaksanakan selama PTM.

Beberapa aturan itu di antaranya, yakni PTM dilaksanakan maksimal dua kali dalam satu minggu dan satu sekolah maksimal menampung 25 persen dari total muridnya.

"PTM bisa diterapkan di Kota Tangerang sesuai arahan seperti dua hari maksimal, dan sebagainya. Yang penting protokol kesehatannya benar-benar diperhatikan," papar Liza saat ditemui di kantornya, Rabu (9/6/2021).

Baca juga: Dua Klaster Covid-19 di Tangerang: Gara-gara Mudik, Total 77 Orang Terinfeksi

Menurut Liza, dengan menyosialisasikan protokol kesehatan kepada para orangtua serta murid, maka PTM dapat dilakukan secara lancar.

Hal tersebut juga diimbangi oleh para tenaga pendidik yang secara ketat memerhatikan protokol kesehatannya masing-masing.

Oleh karena itu, lanjut Liza, Dindik Kota Tangerang tidak perlu melakukan tes cepat antigen atau tes skrining Covid-19 jenis lain terhadap tenaga pendidik secara rutin.

"Sebenarnya, yang dikuatkan bukan swab-nya. Tapi, lagi, protokol kesehatannya," tuturnya.

"Orang yang swab-nya negatif, satu jam lagi dia bisa bilang dia negatif? Kan enggak ada jaminan. Hasil negatif itu kan pada saat dia di-swab," lanjut dia.

Baca juga: Pemprov DKI Buka Vaksinasi Covid-19 untuk Warga Usia 18 Tahun ke Atas

Meski Dinkes mendukung penerapan PTM, Liza menyatakan bakal memantau terlebih dahulu simulasi sistem belajar di sekolah itu.

Jika tidak ada lonjakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 akibat simulasi PTM, maka Dindik Kota Tangerang dapat menerapkan PTM.

"Kalau setelah simulasinya itu memang kenaikan kasusnya tidak membeludak, berarti ini memang bisa berjalan," tutur dia.

Sebelumnya diberitakan, Dindik Kota Tangerang memutuskan bahwa simulasi PTM di Kota Tangerang bakal digelar pada Juni 2021.

Kepala Dindik Kota Tangerang Jamaludin menuturkan skema simulasi PTM jenjang SD dan SMP yang nantinya bakal digelar.

"Insya Allah dalam waktu dekat ini kami akan melakukan simulasi, di bulan Juni (2021) ini," ungkap dia saat ditemui, Rabu (2/6/2021) lalu.

Baca juga: Warga Depok kepada Pemimpinnya: Mau sampai Kapan Bangun Margonda Doang?

Skema PTM tersebut, lanjut Jamaludin, separuh dari keseluruhan siswa di sebuah sekolah bakal belajar secara langsung.

Kemudian, 50 persen sisanya bakal belajar dari rumah atau secara daring (online).

"Skemanya yang belajar di sekolah 50 persen, yang sisanya daring," ucap Jamaludin.

Dia mencontohkan, seorang murid yang mengikuti simulasi PTM hari Senin, akan belajar lagi di sekolah pada hari Rabu.

Dia menyatakan, jajarannya telah mempersiapkan sejumlah fasilitas menjelang PTM di setiap sekolah.

"Kami udah menyiapkan segala macam ini. Infrastrukturnya sudah siap, guru-guru sudah divaksin, berarti nanti simulasi," paparnya.

Baca juga: PJJ Banyak Kendala Gawai, Sekolah Tatap Muka Terbatas Diharapkan Dilanjutkan

Berkait 50 persen murid yang masih melakukan pembelajaran jarak jauh (PJJ), Dindik tetap menggunakan aplikasi berbasis siaran langsung saat para guru mengajar.

"Insya Allah kami pakai live, makanya sekolah harus menyiapkan kamera. Jadi, live-nya pakai Zoom," tutur Jamaludin.

Untuk menunjang wacana PTM tersebut, sekitar 80 persen tenaga pendidik di Kota Tangerang telah menerima vaksinasi Covid-19.

Sementara itu, Dindik Kota Tangerang menargetkan sisa 20 persen tenaga pendidik yang belum divaksinasi akan segera disuntik.

"Vaksin (untuk tenaga pendidik) itu baru selesai di angka 80 persen. Mudah-mudahan sampai Juni selesai," paparnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com