"Pertama, tempatnya netral. Kedua, ini visioner menuju ke depan, menuju hal yang modern, satu keniscayaan angkutan massal yang memang harus ada di kota besar," kata Budi Karya.
"Kalau saya lihat beliau (Jokowi) ngasih tahu (ke Prabowo), ini loh kita sudah punya MRT, dan kita harus punya MRT yang lain," sambung Budi Karya.
Budi Karya pun berterima kasih kepada Prabowo yang memuji MRT sebagai moda transportasi baru Ibu Kota.
"Karena memang effort kita membuat MRT ini memang tidak mudah dan kita harus kawal bersama supaya nanti di Jakarta ini sudah 100 km atau 200 km, sehingga kita tidak perlu bawa mobil sendiri, enggak perlu bawa motor sendiri, ke segala tujuan kita bisa gunakan dengan angkutan massal," kata Budi.
Baca juga: Covid-19 di DKI Jakarta Meningkat, Mobil Ambulans Antre di TPU Rorotan
Pengamat psikologi politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk menilai, pilihan lokasi pertemuan di MRT ini jenius. Sebab, tak ada yang menyangka keduanya akan bertemu di sana.
"Strategi pengambilan tempat ini menurut saya agak jenius. Ini surprise. Orang tidak menyangka momen seperti itu di atas MRT," kata Hamdi.
Hal yang terbayang masyarakat awam, pertemuan umumnya dilakukan di tempat resmi dan tertutup, seperti di Istana Negara atau di kediaman Prabowo.
Sebab, pertemuan-pertemuan sebelumnya dilakukan di rumah Prabowo di Hambalang dan di Istana Presiden.
Namun, dengan pertemuan di MRT, ada suasana yang berbeda.
Basa basi soal jamuan istana yang enak atau pengalaman berkuda saat cuaca sejuk Hambalang pun tak terdengar pada pertemuan ini.
Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Uji Coba Belajar Tatap Muka di Jakarta Dihentikan
Selain itu, kata Hamdi, dengan bertemu di tempat umum, tak ada lagi "gengsi" untuk menyebut siapa yang mengundang dan diundang.
"Ini kan seperti pertemuan dua orang biasa di fasilitas publik, sama-sama mau naik MRT. Enggak ada ini tempatnya siapa, tempatnya siapa," kata Hamdi.
"Memang dua-duanya calon presiden, tetapi perspektifnya sama-sama warga yang naik MRT dan ketemu di situ, ngobrol," ucap sambungnya.
Rakyat pun pada akhirnya menyaksikan bahwa pertemuan Jokowi dan MRT ini bukanlah sekadar rekonsiliasi basa-basi.
Beberapa bulan setelah pertemuan, Jokowi menunjuk rivalnya itu sebagai Menteri Pertahanan.
Partai Gerindra pun resmi menjadi parpol pendukung pemerintah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.