"Baru mulai bulan ini, baru diberlakukan rutin, yang ke site harus di-GeNose sekarang. Walau dia tiap hari ke site, tiap hari juga (tes) GeNose," ujar Ahmad.
"Walau udah vaksin, enggak bergejala, cek suhu tubuh, seluruh pemeriksaan kesehatan sudah dilakukan. Kebijakan tebaru, wajib GeNose," imbuh dia.
Skrining tes Covid-19 itu juga diwajibkan bagi pihak PT MRT Jakarta non-pekerja proyek dan tamu eskternal yang meninjau lokasi tersebut.
Ahmad menyatakan, para pekerja proyek memang kesulitan untuk menerapkan protokol kesehatan.
Terlebih, proyek pembangunan jalur itu sudah dilaksanakan sebelum pandemi Covid-19 dan masih berlangsung hingga saat ini.
"Itu (kesulitan adaptasi) common terjadi di semua tempat. Bahkan, di perkantoran juga seperti itu," ungkapnya.
Baca juga: Perjalanan Panjang MRT Jakarta, Dicetuskan Habibie dan Dieksekusi Jokowi-Ahok
"Sedikit-sedikit cuci tangan dan hand sanitizer, itu kan baru sekarang adanya. Kalau dulu kan ya sudah. Namanya proyek, ya abis ini, minum kopi, makan sesuatu," ujar dia.
Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, para pekerja proyek itu semakin terbiasa dengan protokol kesehatan dan semakin disiplin.
Ahmad menjelaskan, protokol kesehatan penting dilaksanakan lantaran pekerjaan mereka sudah diatur dalam timeline.
Lantas, bila salah seorang petugas proyek terpapar Covid-19, maka mereka terpaksa harus menunda pekerjaan mereka.
"Kalau satu itu kena, harus tracing kan dengan siapa saja dia berinteraksi. Bisa menghambat waktu di lapangan, artinya kami enggak boleh kehilangan satu hari pun," ucapnya.
"Jadi benar-benar protokol kesehatan dijaga," sambung Ahmad.
Baca juga: Hal yang Perlu Diketahui dari Pembangunan MRT Jakarta Fase 2
Dia menambahkan, para pekerja proyek diizinkan untuk tidak bekerja di lapangan bila mereka merasa sakit atau mengalami gejala Covid-19.
Bahkan, para pekerja itu wajib melaporkan kondisi diri masing-masing bila mereka sakit.
"Harus diketahui sakitnya apa bahkan. Karena sudah diasumsi begitu dia bergejala lemas, pusing, gangguan pencernaan, bisa jadi Covid-19," papar Ahmad.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.