Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nakes Kewalahan, RSUD Bekasi Minta Tambahan Relawan untuk Tangani Pasien Covid-19

Kompas.com - 25/06/2021, 17:35 WIB
Djati Waluyo,
Jessi Carina

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Chasbullah Abdulmadjid (CAM) Kota Bekasi menambah jumlah relawan tenaga kesehatan (nakes) akibat adanya lonjakan pasien Covid-19.

Direktur Utama RSUD CAM Kota Bekasi, Kusnanto Saidi, mengakui bahwa lonjakan pasien Covid-19 membuat tenaga kesehatan (nakes) kewalahan.

Lonjakan terlihat, ketika jumlah pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD CAM melebihi kapasitas tempat tidur yang tersedia.

Dari 400 tempat tidur tersedia, sudah terisi sebanyak 368 pasien Covid-19, dengan catatan jumlah pasien sewaktu-waktu bisa bertambah lagi.

Baca juga: Video Viral Pasien Terbaring di Tikar hingga Diperiksa di Pikap, Ini Penjelasan RSUD Kota Bekasi

"Kalau Anda bilang kewalahan pasti semua kewalahan," ucapnya kepada wartawan, Jumat (25/6/2021).

Kusnanto berujar, hingga saat ini sudah ada 150 relawan nakes yang siap membantu nakes dari RSUD CAM sendiri.

"Kita minta tambahan kemarin 100 nakes relawan di tahun 2020, karena pandemi belum berakhir dan kelihatannya masih mengalami peningkatan, kita meminta lagi dan diizinkan oleh wali kota untuk penambahan 50 lagi nakes relawan. Jadi jumlah semuanya 150 nakes relawan," jelasnya.

Sebelumnya akibat adanya lonjakan jumlah pasien di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Kota Bekasi. Pihak rumah sakit pun mendirikan tenda darurat.

"Di masa pandemi Covid-19 ini, pasca-Lebaran tahun 2021 ini lonjakan sangat luar biasa dirasakan. IGD kita ruangannya sangat terbatas, sementara masyarakat sangat perlu membutuhkan layanan," ujar Direktur Utama RSUD Kota Bekasi Kusnanto Saidi, Rabu (23/6/2021).

Baca juga: Video Viral Nakes Hamil di Bekasi Meninggal Dunia karena Covid-19

Didirikanya tenda darurat tersebut merupakan instruksi langsung dari Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi kepada Rumah Sakit.

"Saya mendapatkan instruksi dari Pak Wali Kota untuk menambah ruangan, kemudian beliau meminta saya untuk memasangkan tenda darurat," ujar dia.

Di tenda tersebut, nantinya pasien terlebih dahulu melakukan pemeriksaan swab PCR. Sambil menunggu hasilnya selesai, mereka akan dirawat di sana.

Bagi mereka yang telah memiliki hasil tes namun ruangan perawatan belum tersedia, maka mereka diminta untuk menunggu di tenda yang telah disediakan.

"Jadi tenda itu adalah SOP pemeriksaan awal pasien masuk nanti diskrining, yang belum ter-PCR di-PCR sambil menunggu hasil. Yang sudah ada PCR diskrining kita masukkan ruangan, ketika tidak ada ruangan paling tidak menunggu di ruangan IGD yang sekarang ada,"ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com