Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Anies, Aturan Apa Pun untuk Kendalikan Covid-19 Harus Diiringi Kesadaran dan Kepatuhan Warga

Kompas.com - 28/06/2021, 21:54 WIB
Singgih Wiryono,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, apa pun aturan yang dibuat pemerintah untuk mengendalikan penyebaran Covid-19, semua akan bermuara pada perilaku masyarakat.

Dia mengatakan, aturan baik itu PSBB, PPKM, lockdown, ataupun karantina wilayah tidak akan berpengaruh jika tidak ada kesadaran pada masyarakat.

"Ketika kita berbicara tentang pembatasan sosial, aturan itu dibuat harus diiringi dengan kita semua punya kesadaran, walaupun aturannya disebut nama, apa pun juga, akhirnya kembali kepada kita," kata Anies dalam acara talkshow di TV One, Senin (28/6/2021).

Baca juga: 35 Jalan dan Kawasan di Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi Ditutup Malam Ini, Berikut Daftarnya

Anies mengatakan, kesadaran individu untuk menaati aturan dan menerapkan protokol kesehatan sangat penting pada masa pandemi Covid-19.

Sebab, aturan yang dibuat pemerintah dan diawasi oleh aparat penegak hukum hanya bisa sampai di ruang-ruang publik, sedangkan penularan Covid-19 tidak mengenal ruang publik dan ruang privat.

"Penularan itu (juga) terjadi di wilayah privat pada saat kita rapat di kantor, pada saat kumpul keluarga, pada saat silaturahmi internal keluarga, itu semua bisa terjadi penularan justru terjadi di tempat-tempat seperti itu yang hampir sulit dilakukan pengawasan," kata Anies.

Baca juga: Virus Corona Varian Delta Mengganas, Ditemukan 46 Kasus Transmisi Lokal di Jakarta, 22 di Bodetabek

Mengatur penyebaran Covid-19, kata Anies, tidak sama seperti mengatur lalu lintas yang berada di ruang umum.

Dia memberikan contoh, mengatur lalu lintas cukup dengan menempatkan petugas penegak hukum di tempat-tempat yang diberikan rambu khusus yang berpotensi untuk dilanggar, sehingga pelanggaran akan sangat sedikit terjadi.

Hal itu berbeda dengan tempat privat, seperti rumah, kantor, tempat usaha yang tidak semua diperkenankan untuk diawasi langsung.

Untuk itu, Anies meminta setiap individu bisa sadar dan bertanggung jawab atas aturan yang dibuat pemerintah.

Baca juga: Pedagang Pasar Pramuka: Oximeter Enggak Laku, Harganya Standar, Rp 150.000

Tujuannya tidak lain untuk menekan jumlah penyebaran Covid-19 yang kini meledak di DKI Jakarta.

"Kita semua harus ambil tanggung jawab," ucap dia.

Sebagai informasi, data teranyar penambahan kasus Covid-19 di Jakarta mencapai 8.348 kasus.

Dengan penambahan kasus tersebut, angka kasus aktif Covid-19 di Jakarta kini berjumlah 62.126 orang.

Angka kematian juga mencatat rekor baru, yaitu 79 pasien Covid-19 meninggal dalam sehari. Kematian akibat Covid-19 di Jakarta kini 8.348 kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com