JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Dokter Indonesia DKI Jakarta Slamet Budiarto menilai pemerintah pusat terlambat dalam menerapkan pengetatan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Akibatnya, saat ini rumah sakit di Jakarta sudah kolaps dan tak mampu lagi menampung pasien.
"Ya sudah kolaps. Sisa tempat tidur yang ada dan pasien yang masuk lebih besar pasiennya," kata Slamet kepada Kompas.com, Senin (5/7/2021).
Pemerintah menetapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat mulai 3 Juli lalu, dan akan berlangsung sampai 20 Juli.
Baca juga: Alarm Kembali Berbunyi, Jakarta Kini Darurat Pemakaman Jenazah Pasien Covid-19
Ada sejumlah pengetatan yang dilakukan lewat kebijakan itu, seperti mal dan pusat perbelanjaan ditutup, bekerja dari rumah 100 persen untuk sektor non-esensial, serta restoran yang tak melayani makan di tempat.
Slamet menilai pengetatan itu memang cukup efektif untuk menghambat laju penularan Covid-19. Namun, efeknya tak bisa langsung dirasakan.
"PPKM darurat itu efeknya nanti dua minggu kemudian karena ada yang namanya masa inkubasi tujuh hari. Jadi seminggu ini pasti masih banyak pasien," kata Slamet.
"(Rumah sakit) telanjur kolaps duluan," sambung dia.
Baca juga: Aturan PPKM Darurat: Dokumen Wajib yang Perlu Dibawa untuk Keluar Masuk Jakarta
Selain bed yang sudah habis, Slamet juga menyoroti ketersediaan obat-obatan dan tabung oksigen yang kini terus menipis.
Di sisi lain, DKI Jakarta kembali mencatat rekor tertinggi kasus harian Covid-19 pada Minggu (4/7/2021) kemarin. Tercatat, penambahan 10.485 kasus baru yang diperoleh dari pemeriksaan PCR pada 24.162 orang.
Dengan penambahan kasus tersebut, total kumulatif kasus Covid-19 di Jakarta mencapai 580.595 kasus.
Baca juga: IDI Jakarta Usul Anggaran Disinfektan Dialihkan untuk Beli Masker dan Oksigen
Pasien sembuh bertambah 5.799 orang sehingga total pasien sembuh mencapai 484.949 orang. Adapun jumlah kasus aktif bertambah 4.611 orang, sehingga kasus aktif kini berada di angka 86.994 kasus.
Untuk korban meninggal dunia bertambah 75 orang, sehingga tercatat 8.652 orang meninggal akibat Covid-19 di Jakarta.
Baca juga: Pemprov DKI Buka Posko Isi Ulang Tabung Oksigen Gratis untuk Rumah Sakit di Monas
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan, tingginya angka kematian akibat Covid-19 di Jakarta bukanlah sebuah prestasi yang perlu dibanggakan.
"Ini jenazah tambah liang kubur itu berbeda dengan menambah rumah. Menambah rumah, menambah kilometer jalan itu adalah sebuah prestasi, tapi menambah liang kubur, menambah jumlah orang yang dimakamkan ini adalah sebuah tanda bahaya bagi semuanya," kata Anies dalam rekaman suara, Minggu kemarin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.