Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Tolak Laporan, Polisi Antar Korban Pembacokan dan Penembakan di Duren Sawit untuk Visum

Kompas.com - 19/07/2021, 13:07 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi jemput bola ke rumah dua korban pembacokan dan penembakan di Jalan Taman Malaka Selatan, Pondok Kelapa, Duren Sawit, Jakarta Timur, guna mendapatkan hasil visum.

Plt Kanit Reskrim Polsek Duren Sawit Ipda Tatan mengatakan, berkas laporan kini sudah lengkap guna melanjutkan proses penyelidikan.

"Korban sudah visum. Kami jemput bola ke rumahnya. Kami bikin pengantar visum, kami antar ke rumah sakit," kata Tatan saat dihubungi, Senin (19/7/2021).

Baca juga: 2 Pria Dibacok dan Ditembak di Duren Sawit, Polisi Lakukan Penyelidikan

Salah satu kakak korban, Lukas Silitonga, juga mengonfirmasi bahwa polisi datang ke rumah dan mengantarkan adiknya untuk visum.

"Iya, betul. Dua-duanya sudah visum," kata Lukas melalui pesan tertulis, Senin ini.

Sebelumnya, polisi sempat menolak laporan karena Lukas tidak membawa hasil visum dari luka yang dialami korban.

Baca juga: Kronologi Pembacokan dan Penembakan di Duren Sawit, Gara-gara Pelaku Ditolak Kenalan Wanita

Kini, polisi telah menerima hasil visum dari kedua korban untuk proses penyelidikan.

"Sementara kalau lihat lukanya, itu sejenis airsoft gun dugaan sementara. Satu korban lagi mengalami bacokan celurit kalau lihat lukanya," papar Tatan.

Kronologi

Tatan menyebutkan, pembacokan dan penembakan terjadi karena salah paham.

Ia mengatakan, kejadian bermula saat sekelompok pemuda mendatangi salah satu warung kopi di Jalan Taman Malaka Selatan, Kamis (15/7/2021) malam.

"Pelaku diperkirakan enam orang mengendarai tiga motor," kata Tatan, Senin ini.

Kemudian, satu pelaku mencoba meminta nomor ponsel seorang perempuan yang sedang duduk di warkop tersebut.

"Tetapi perempuannya enggak mau diajak kenalan dan enggak mau diantar pulang. Perempuan itu menolak karena sebentar lagi dijemput pacarnya," lanjut Tatan.

Baca juga: Pemprov DKI Diminta Segera Bangun Krematorium untuk Jenazah Pasien Covid-19

Tak berselang lama, kedua korban datang ke warkop tersebut. Pelaku mengira salah satu di antaranya adalah kekasih perempuan itu.

Perempuan itu menjelaskan bahwa korban bukan kekasihnya, tetapi pelaku dan teman-temannya tak percaya.

"Itu kan karena salah paham saja. Sebetulnya enggak ada yang kenal antara perempuan dan korban," ucap Tatan.

Baca juga: Pria Bercadar Kelabui Petugas Bandara Halim demi ke Ternate, Pakai Hasil PCR Istrinya

Pelaku kemudian menembakkan senjata yang diduga airsoft gun ke korban. Teman pelaku juga membacok korban lainnya.

"Korbannya dua, yang satu korban penembakan diduga pakai airsoft gun, yang satu korban luka diduga disabet celurit," kata Tatan.

Tatan menyebutkan, penembakan dan pembacokan itu terjadi di lokasi yang sama. Beruntung nyawa korban masih dapat diselamatkan.

Hingga kini, polisi masih belum mengetahui identitas keenam pelaku.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com