Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krematorium Cilincing Tarik Tarif Kremasi Rp 7 Juta, Gratis bagi Keluarga Tak Mampu

Kompas.com - 21/07/2021, 05:21 WIB
Muhammad Naufal,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tarif kremasi jenazah pasien Covid-19 di DKI Jakarta tengah menjadi sorotan publik karena harganya yang melonjak, bahkan hingga puluhan juta rupiah.

Krematorium Cilincing di Jakarta Utara mengaku mematok harga kremasi mulai Rp 7 juta-Rp 10 juta.

Manajemen dan Personalia Krematorium Cilincing Heru Prayitno berujar, besaran tarif krematorium tergantung pilihan keluarga terhadap paket yang ada.

"Jadi, untuk biaya kremasi itu Rp 7 juta memang kami terapkan di sini. Ada informasi masalah tambahan-tambahan biaya, itu opsional. Jadi istilahnya itu pilihan keluarga," papar Heru melalui sambungan telepon, Selasa (20/7/2021).

Baca juga: Permasalahan Kremasi Jenazah Pasien Covid-19 di DKI, Tidak Difasilitasi Pemprov hingga Lonjakan Biaya

Usai jenazah dikremasi, pihak keluarga biasanya menggunakan jasa penyimpanan abu di lokasi penitipan abu.

Kemudian, jika pihak keluarga memilih paket kremasi sekaligus larung, besaran tarifnya sebesar Rp 10 juta.

Paket seharga Rp 10 juta itu juga termasuk dengan biaya sewa kapal untuk proses larung.

Heru menyatakan, pihaknya mengembalikan pilihan paket kepada pihak keluarga.

"Setelah kremasi, kalau dari keluarga mau dilarung, kita ada sewa kapal, jadi total semua yang infokan ke keluarga Rp 10 juta. Itu opsional pilihan keluarga," paparnya.

Heru melanjutkan, pihaknya bakal memberikan tarif yang berbeda bagi keluarga yang dinyatakan kurang mampu.

Krematorium Cilincing akan memotong tarif sebesar 50 persen untuk proses kremasi jenazah pasien Covid-19 yang berasal dari keluarga kurang mampu.

"Jadi kalau ada keluarga yang misalnya, ada surat keterangan tidak mampu dari kelurahan atau kecamatan, langsung kita potong 50 persen," urai dia.

Baca juga: Anggota DPRD DKI Terima Laporan Ahok soal Tarif Kremasi Melonjak Ratusan Juta Rupiah

Tak hanya itu, jika memang ada keluarga yang benar-benar tidak mampu membayar, Krematorium Cilincing bakal menggratiskan tarif.

"Kalau memang posisi dari jenazah itu ada laporan dari lingkungan atau majelis, dia posisinya benar-benar tidak mampu, kita gratiskan," ucapnya.

Dia menambahkan, Krematorium Cilincing membuka operasional kremasi untuk jenazah Covid-19 mulai pukul 16.00 WIB hingga selesai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com