Abdul bercerita, pemalakan bermula ketika sopir truk berada di tengah kemacetan pada Rabu, sekira pukul 15.00 WIB. Saat itu, tiba-tiba dua pelaku menghampiri dan naik ke ban truk untuk meminta uang kepada sopir.
"Pada saat mobil kontainer melewat di jalan raya Cilincing ada dua dari pelaku naik ke atas mobil, di ban mobil depan, mau minta uang. Setelah itu sopir memberi uang sebanyak Rp 50.000," tutur Abdul.
Baca juga: Lagi, Sopir Truk Jadi Korban Pemalakan di Tanjung Priok
Tak puas dengan jumlah uang yang mereka terima, pelaku kembali meminta uang dengan mengancam akan memecahkan kaca truk.
"Setelah menerima uang itu pelaku merasa masih kurang, jadi minta lagi dengan ancaman akan memecahkan kendaraan apabila tidak memberikan uang akhirnya sopir tersebut nambah lagi Rp 50.000, jadi totalnya Rp 100.000 semua," kata Abdul.
Susah hilang
Ketua Gepkes Indonesia sekaligus anggota Forum Lintas Komunitas Pengemudi Indonesia (FLKPI), Syarif Hidayat berpendapat, pemalakan terhadap sopir dan aksi kriminal lainnya akan terus terjadi meski telah diberantas.
"Kalau terkait ini kayaknya sudah seperti hukum alam. Jadi ini diberantas satu bulan kemudian ada lagi, ada lagi, susah untuk hilang," kata Syarif kepada Kompas.com, Jumat.
"Pemalakan, penjambretan itu pasti ada lagi misalkan ini sudah diberantas sebulan ke depan ada lagi," lanjutnya.
Baca juga: Polisi Gelar Operasi Berantas Pungli dan Premanisme di Seluruh Indonesia Usai Jokowi Telepon Kapolri
Di Jalan Raya Cilincing sendiri, kata Syarif, pemalakan selalu terjadi apabila ada kemacetan yang cukup parah.
Syarif pun akhirnya menyuruh anggotanya untuk merekam jika terjadi pemalakan.
Saat ini, Syarif dan para sopir truk lain sebisa mungkin membuat bukti ketika kejadian terulang kembali, untuk kemudian diserahkan kepada pihak kepolisian.
"Jadi langkah pengemudi untuk membantu kepolisian ya begini, membuat dokumentasi yang valid sehingga bisa kita sampaikan kepada aparat dan pihak kepolisian," ucapnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.