Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Usut Kasus Pungutan Bansos Tunai di Beji Depok

Kompas.com - 30/07/2021, 12:01 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Dugaan pungutan sebesar Rp 50.000 yang dilakukan pengurus lingkungan di Kelurahan Beji Depok kepada warga yang mengambil bantuan sosial tunai (BST) tengah diselidiki Kepolisian.

Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Depok mengklaim sudah mengambil keterangan dari beberapa pihak.

"Sementara masih dalam penyelidikan. Kita ambil keterangan dari warga," kata Kasatreskrim Polres Metro Depok Yogen Heroes Baruno kepada wartawan, Jumat (30/7/2021).

Ia melanjutkan, polisi belum dapat memastikan apakah ada unsur pidana dalam insiden ini. Polisi juga belum menetapkan tersangka.

Baca juga: Pakai Sertifikat Vaksin Covid-19 Palsu Ancamannya Penjara, Simak Aturannya

"Sudah dilakukan pengambilan keterangan dari beberapa warga dan ketua RW. Sementara yang lain masih proses," sebut Yogen.

"Semua masih dalam proses. Nanti pasti akan kami informasikan kembali perkembangannya," ujarnya.

Kasus dugaan pungutan BST dilaporkan seorang warganet yang mengaku tinggal di RW 05, Kelurahan Beji.

Belakangan, Kuseri, Ketua RW 05, menyampaikan klarifikasi bahwa pungutan itu bersifat sukarela dan diperuntukkan bagi ambulans warga yang saat ini turun mesin.

"Jadi, bukan pemotongan, apalagi untuk bensin yang tidak seberapa. Ini untuk donasi operasional ambulans kita yang turun mesin," kata Kuseri, kemarin.

Baca juga: Insiden Pungutan Bansos Tunai di Depok, Penyaluran Diduga Tidak Door To Door

Ia merinci, beberapa suku cadang yang mesti diganti, mulai dari as kruk, seher, mounting mesin, aki, dan sederet suku cadang lain.

Total, RW 05 memperoleh Rp 11,5 juta dari 231 keluarga yang mendapatkan BST.

Namun, karena kasus ini jadi sorotan, Kuseri memutuskan untuk mengembalikan semua uang itu kepada masing-masing keluarga.

Salah satu warga, Mahadi, mengaku sebetulnya tak berkeberatan dengan donasi yang ia berikan sebesar Rp 50.000.

Pengurus lingkungan disebut tidak mematok besaran donasi yang harus diberikan oleh warga.

"Semalamnya, Pak RT sudah bilang, ambulans kita rusak dan ini tidak ada unsur paksaan. Setahu saya ambulans memang rusak. Kita memberi Rp 50.000 juga sudah ikhlas. Memang kegunaannya untuk warga juga," ujar Mahadi dalam rekaman video yang diterima Kompas.com, kemarin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com