JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus pemukulan mahasiswa oleh petugas satuan pengamanan (satpam) Gelora Bung Karno (GBK) di Senayan, Jakarta, memasuki babak baru. Petugas satpam yang melakukan pemukulan telah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan pada Kamis (5/8/2021).
Kasus itu bermula saat seorang mahasiswa bernama Zaelani datang ke sentra vaksinasi di kompleks GBK pada 30 Juli 2021.
Saat itu Zaelani datang ke GBK untuk bertanya mengenai sertifikat vaksin dosis kedua yang belum diterimanya di aplikasi Peduli Lindungi. Sesuai arahan petugas call center 119, ia diminta untuk bertanya langsung mengenai masalah itu ke tempat dia melakukan vaksinasi.
Baca juga: Satpam GBK yang Pukul Mahasiswa di Sentra Vaksinasi Jadi Tersangka dan Ditahan
Namun sesampainya di Pos V GBK, Zaelani dilarang masuk oleh satpam. Satpam itu beralasan hanya peserta vaksinasi yang hari itu mendapat jadwal vaksin yang diperkenankan untuk masuk.
Akhirnya terjadi perdebatan antara Zaelani dan petugas satpam.
"Di situ kami adu argumen. Akhirnya dua satpam itu memanggil temannya 5-6 orang. Chaos di situ, akhirnya kejadian pemukulan," kata Zaelani.
Zaelani tak ingat berapa orang satpam yang memukulinya karena situasi sudah kacau. Saat itu, ia hanya berupaya kabur. Namun, satpam-satpam itu mengejarnya hingga tertangkap. Zaelani pun langsung digiring ke pos satpam.
"Di sana saya kembali mendapat intimidasi, disuruh teken surat damai," ujar mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Jakarta itu.
Karena dalam keadaan tertekan, Zaelani meneken surat damai itu.
Akibat peristiwa pemukulan itu, Zaelani mengalami luka-luka.
Berdasarkan resume medis dari RS Cipto Mangunkusumo, ia menderita luka cukup parah pada wajah, mulai dari luka memar hingga pembengkakan. Pelipis matanya juga mengalami luka terbuka yang harus dijahit.
Ada juga luka lecet di bagian leher dan punggung. Zaelani juga merasakan mimisan dan lemas usai kejadian. Ia juga mengaku masih trauma pascakejadian itu.
Pihak pengelola GBK mengakui adanya insiden pemukulan oleh satpam terhadap Zaelani, namun tidak menyebut insiden itu sebagai pengeroyokan.
Kepala Divisi Humas GBK Dwi Putranto mengatakan, insiden pemukulan itu terjadi karena satpam berupaya membela diri. Ia menyebut, Zaelani berupaya menyerang satpam lebih dulu.
"Dia emosi si pengunjung ini. Mau coba lakukan perlawanan ke petugas kami. Secara reflek petugas kami membela diri, mukul. Yang tadinya mau dipukul jadi mukul duluan," kata Dwi.