Untuk mencapai halte yang melayani bus Transjakarta Koridor 13 ini, calon penumpang harus menaiki sebanyak 117 anak tangga.
Direktur RUJAK Center for Urban Studies Elisa Sutanudjaja sempat menyatakan bahwa ketinggian halte tersebut setara dengan bangunan tujuh lantai.
Ketiadaan lift dan eskalator sebagai fasilitas penunjang yang dibutuhkan membuat halte sulit dijangkau oleh calon penumpang, khususnya orang tua dan penyandang disabilitas.
Baca juga: Perjalanan Panjang Mendirikan Bangunan GKI Yasmin, Sempat Ditolak Warga dan Izin Dicabut
Jalan layang Ciledung-Tendean beserta halte Transjakarta tersebut mulai dibangun pada 10 Maret 2015 di bawah kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat.
Dana sebesar Rp 2,5 triliun digelontorkan untuk jalan sepanjang 9,3 kilometer tersebut, yang diharapkan dapat mengurai kemacetan di Ibu Kota.
Proyek ini selesai pada 2017 dan diresmikan pada 16 Agustus 2017 oleh Djarot yang saat itu menjabat sebagai Gubernur DKI.
Pada Desember 2017 saat tongkat kepemimpinan sudah berpindah ke tangan Gubernur Anies Baswedan, mantan menteri pendidikan itu sempat mengkritik pembangunan halte Koridor 13 yang tidak terintegrasi dengan moda transportasi lain.
Ke depannya, Anies ingin semua rancangan fasilitas transportasi terintegrasi satu sama lain.
"Semua perencanaan sekarang harus memasukkan faktor integrasi antarmoda," kata Anies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.