JAKARTA, KOMPAS.com - Muhammad Husni Thamrin atau MH Thamrin, sosoknya tak asing didengar oleh warga Ibu Kota. Selain menjadi nama jalan utama di tengah Kota Jakarta, MH Thamrin juga dikenal sebagai sosok pahlawan kemerdekaan asli Betawi.
Selain namanya yang tersohor dan jasanya yang besar terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia, MH Thamrin yang diabadikan dalam ukiran seni patung juga tak kalah menarik untuk dibahas.
Patung MH Thamrin di Jakarta tidak hanya satu. Tokoh kemerdekaan berdarah Betawi ini dipahat dalam ukiran patung di tiga tempat di Jakarta.
Baca juga: Bangun Monumen Peti Mati Covid-19, Wakil Wali Kota Jakpus: Bukan untuk Menakuti Masyarakat
Pertama adalah patungnya dengan posisi berdiri, tangannya menunjuk ke depan sambil tangan kirinya membawa sebuah buku. Patung berwarna emas ini ada di Museum MH Thamrin di Jalan Kenari 2 Nomor 15 Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.
Tak banyak yang tahu bahwa museum ini sebenarnya berasal dari gudang tempat usaha Thamrin, kala Nusantara masih diduduki pemerintahan Hindia Belanda.
Dilansir Kompas.id, Thamrin selain dikenal menjadi seorang pahlawan, juga dikenal sebagai pedagang sukses kala itu. Usahanya adalah impor buah, bisnis yang digeluti MH Thamrin dan membuat dia dikenal sebagai orang yang dermawan.
Baca juga: Resmikan Patung Bung Karno, Prabowo: Semoga Cita-Cita Beliau Terwujud
Kisah kedermawanan MH Thamrin tertulis dalam buku yang ditulis Ramadhan KH yang mengisahkan kisah cinta Soekarno bersama istri pertama Inggit Ganarsih.
Kala itu MH Thamrin sempat memberikan sejumlah uang kepada keluarga Soekarno untuk kebutuhan sehari-hari.
"Selain naskah yang diperlukan Kusno (panggilan Inggit pada Seoekarno), ada sehelai amplop (dari MH Thamrin) buatku. Waktu aku buka, di dalamnya ada uang lima puluh gulden, jumlah yang lumayan betapa girangnya aku," kata Inggit.
Kedarmawanan MH Thamrin tak sampai di situ. Satu cerita, DMH Thamrin pernah tersinggung kala pemerintahan Hindia-Belanda melarang pribumi masuk ke stadion sepak bola yang dikelola oleh Belanda.
"Dilarang masuk untuk pribumi dan anjing," kata sejarawan JJ Rizal.
Padahal penyelenggaraan pertandingan yang ingin digelar masyarakat pribumi saat itu adalah pertandingan amal untuk perbaikan rumah pemukiman yang terbakar di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat.
Pihak penyelenggara pun mengadu pada MH Thamrin. Tak menimbang satu dua kata, MH Thamrin langsung menggelontorkan 2.000 gulden untuk membuat stadion sepakbola.
"Saat itu Thamrin sudah jadi tokoh. Dia langsung keluarin duit pribadi 2.000 gulden," tutur Rizal.
Stadion yang dibuat adalah stadion bertaraf internasional untuk kaum pribumi. Stadion itu didirikan di kawasan Petojo yang diberi nama stadion VIJ singkatan dari Voetbal Indonesia Jakarta.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.