Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Patung MH Thamrin, Monumen Pahlawan Kemerdekaan Asli Tanah Betawi

Kompas.com - 09/08/2021, 14:37 WIB
Singgih Wiryono,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Muhammad Husni Thamrin atau MH Thamrin, sosoknya tak asing didengar oleh warga Ibu Kota. Selain menjadi nama jalan utama di tengah Kota Jakarta, MH Thamrin juga dikenal sebagai sosok pahlawan kemerdekaan asli Betawi.

Selain namanya yang tersohor dan jasanya yang besar terhadap kemerdekaan bangsa Indonesia, MH Thamrin yang diabadikan dalam ukiran seni patung juga tak kalah menarik untuk dibahas.

Patung MH Thamrin di Jakarta tidak hanya satu. Tokoh kemerdekaan berdarah Betawi ini dipahat dalam ukiran patung di tiga tempat di Jakarta.

Baca juga: Bangun Monumen Peti Mati Covid-19, Wakil Wali Kota Jakpus: Bukan untuk Menakuti Masyarakat

Pertama adalah patungnya dengan posisi berdiri, tangannya menunjuk ke depan sambil tangan kirinya membawa sebuah buku. Patung berwarna emas ini ada di Museum MH Thamrin di Jalan Kenari 2 Nomor 15 Kecamatan Senen, Jakarta Pusat.

Tak banyak yang tahu bahwa museum ini sebenarnya berasal dari gudang tempat usaha Thamrin, kala Nusantara masih diduduki pemerintahan Hindia Belanda.

Dilansir Kompas.id, Thamrin selain dikenal menjadi seorang pahlawan, juga dikenal sebagai pedagang sukses kala itu. Usahanya adalah impor buah, bisnis yang digeluti MH Thamrin dan membuat dia dikenal sebagai orang yang dermawan.

Baca juga: Resmikan Patung Bung Karno, Prabowo: Semoga Cita-Cita Beliau Terwujud

Kisah kedermawanan MH Thamrin tertulis dalam buku yang ditulis Ramadhan KH yang mengisahkan kisah cinta Soekarno bersama istri pertama Inggit Ganarsih.

Kala itu MH Thamrin sempat memberikan sejumlah uang kepada keluarga Soekarno untuk kebutuhan sehari-hari.

"Selain naskah yang diperlukan Kusno (panggilan Inggit pada Seoekarno), ada sehelai amplop (dari MH Thamrin) buatku. Waktu aku buka, di dalamnya ada uang lima puluh gulden, jumlah yang lumayan betapa girangnya aku," kata Inggit.

Kedarmawanan MH Thamrin tak sampai di situ. Satu cerita, DMH Thamrin pernah tersinggung kala pemerintahan Hindia-Belanda melarang pribumi masuk ke stadion sepak bola yang dikelola oleh Belanda.

"Dilarang masuk untuk pribumi dan anjing," kata sejarawan JJ Rizal.

Padahal penyelenggaraan pertandingan yang ingin digelar masyarakat pribumi saat itu adalah pertandingan amal untuk perbaikan rumah pemukiman yang terbakar di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat.

Pihak penyelenggara pun mengadu pada MH Thamrin. Tak menimbang satu dua kata, MH Thamrin langsung menggelontorkan 2.000 gulden untuk membuat stadion sepakbola.

"Saat itu Thamrin sudah jadi tokoh. Dia langsung keluarin duit pribadi 2.000 gulden," tutur Rizal.

Stadion yang dibuat adalah stadion bertaraf internasional untuk kaum pribumi. Stadion itu didirikan di kawasan Petojo yang diberi nama stadion VIJ singkatan dari Voetbal Indonesia Jakarta.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com