Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka Berjuang dan Memerangi Hoaks agar Pelajar Terima Vaksin Covid-19

Kompas.com - 24/08/2021, 18:28 WIB
Sonya Teresa Debora,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

Menurut Masduki, hampir setiap hari, pihaknya melaksanakan sosialisasi bersama tenaga kesehatan kepada orangtua murid.

"Mereka (tenaga kesehatan) sosialisasi bahwa vaksin ini udah kata MUI halal, dan yang paling penting tubuh kita kuat, secara medis juga udah diujicoba, nggak mungkin kan menjerumuskan warga sendiri,"  jelas Masduki.

Namun, Masduki memastikan, semua proses itu ia jalani tanpa keluhan.

"Tetap harus enjoy nanti malah kita yang imunnya turun kalau enggak enjoy. Kalau kita ngeluh mulu mah enggak akan bisa," ujarnya diselingi tawa.

Seiring berjalannya waktu, satu per satu orangtua murid mulai mengizinkan anaknya menerima vaksin Covid-19. Hoaks yang dulu mereka percayai mulai ditinggalkan.

Peningkatan itu, kata Masduki, mulai terlihat usai sosialisasi via zoom meeting oleh tenaga kesehatan, digencarkan.

Bahkan, orangtua murid yang mulanya termakan hoaks berangsur bersedia menerima vaksin Covid-19.

"Pada bilang juga ke saya, 'Pak ini gara-gara anak saya vaksin, saya juga jadi vaksin'," kata Masduki.

Pasalnya, orangtua murid yang mengantar anaknya menerima vaksin di gerai-gerai vaksinasi Covid-19 di sekolah-sekolah juga diperbolehkan menerima vaksin Covid-19 di lokasi yang sama.

Kini, Masduki dan jajarannya, masih memaksimalkan capaian vaksinasi Covid-19 bagi pelajar di Jakarta Barat.

Targetnya, 95 persen pelajar bisa menerima vaksinasi Covid-19.

Pasalnya, hasil 100 persen, menurut Masduki, sulit untuk diraih, mengingat ada juga warga yang merupakan penyintas atau memiliki komorbid.

Sembari terus menggempur vaksinasi Covid-19, Masduki dan jajaran juga tengah mempersiapkan kelengkapan yang dibutuhkan untuk pembelajaran tatap muka.

Pasalnya, DKI Jakarta sudah masuk ke kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (ppkm) level tiga.

Dalam Instruksi Mendagri no. 35 tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level, Level 3, Level 2 Covid-19 di Wilayah Jawa dan Bali, kota atau kabupaten yang menjalani PPKM level tiga diperbolehkan melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan kapasitas maksimal 50 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com