Mengenang momen saat masih berada di negara asalnya, Mukhtar bercerita saat itu bekerja di lingkungan tentara Amerika Serikat.
Pekerjaannya itu membuatnya harus melarikan diri ke negara lain dan tiba di Indonesia. Sebab, pasukan Taliban terus berusaha mengincarnya.
"Saat itu, keselamatan saya kerap terancam, nyawa saya pun terancam direnggut oleh Taliban. Itu sebabnya saya mengungsi untuk menyelamatkan hidup saya," tutur dia.
Ia pun harus rela meninggalkan keluarga dan orang-orang terkasih di Afghanistan. Tahun 2013 adalah kali terakhirnya ia melihat sanak keluarganya itu.
"Saya sangat khawatir dengan keselamatan keluarga saya. Sebab, Taliban tidak hanya mengincar orang yang bekerja dengan tentara Amerika, tetapi juga anggota keluarga. Taliban mengancam akan memenggal kepala mereka," ungkap Mukhtar.
Selama ini, ia hanya bisa berbalas kabar melalui telepon dengan keluarga di Afghanistan. Selama itu pula, setiap harinya, keluarga Mukhtar selalu bertanya apa yang harus mereka lakukan.
"Mereka bercerita kejadian menakutkan yang terjadi di sekitar mereka. Seperti pembunuhan, pemerkosaan, penculikan gadis untuk dijadikan budak dan banyak lagi," tutur dia.
Menurut keluarganya, banyak orang yang sudah meninggalkan Afghanistan karena takut dengan Taliban.
"Kami melihat kekejaman dan perilaku tidak manusiawi dari pemerintah Taliban selama tahun 1996 – 2001. Dan ketakutan itu masih hidup dalam masyarakat Afghanistan," kata dia.
"Taliban masih orang yang sama, tidak ada yang berubah," tegas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.