Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gerindra Anggap PDI-P dan PSI Sedang Akrobatik Lewat Interpelasi Formula E

Kompas.com - 29/08/2021, 08:25 WIB
Singgih Wiryono,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Fraksi Gerindra S Andyka menilai, Fraksi PDI Perjuangan dan PSI di DPRD DKI Jakarta tengah melakukan akrobatik dengan mengajukan hak interpelasi terkait program Formula E.

"PSI maupun di PDIP saya pikir kita enggak usah membuat akrobatik, nggak usah membuat akrobatik karena masyarakat sudah jenuh, sudah kenyang, dengan tontonan seperti itu," kata Andyka dalam tayangan Kompas Petang, Sabtu (28/8/2021).

Ia mengatakan, masyarakat sudah tak ingin meributkan soal Formula E dan menginginkan adanya perbaikan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

Anggota Komisi C DPRD DKI Jakarta ini meminta semua pihak bisa bersatu untuk mewujudkan keinginan masyarakat DKI Jakarta.

Baca juga: Rencana Interpelasi Formula E dan Langkah Anies Kumpulkan Pimpinan 7 Fraksi

"Yang ingin dilihat masyarakat saat ini bagaimana upaya kita untuk menuntaskan permasalahan pandemi," ucap dia.

Andyka mengatakan ada banyak jalur untuk menyampaikan hak anggota Dewan. PDIP dan PSI disebut menggunakan jalur politis. Sementara, tujuh fraksi yang menolak interpelasi adalah jalur duduk bersama dengan berdialog secara langsung.

"Kalau jalur yang kami gunakan adalah bagian dari pemerintahan daerah sehingga kami harus duduk bersama terlebih dahulu melalui dialog dengan rapat-rapat yang ada di DPRD maupun secara langsung kami tanyakan kepada Gubernur," kata dia.

Terkait Formula E, Andyka memberikan contoh penyelenggaraan Olimpiade Tokyo yang tertunda karena pandemi Covid-19.

Baca juga: Wagub DKI: Pergantian Direksi PT Jakpro Tak Menghambat Gelaran Formula E 2022

Itulah sebabnya, kata Andyka, program yang sempat tertunda karena pandemi sudah semestinya berjalan jika kondisi semakin membaik.

"Dengan penundaan jadwal, ini pun tentu masih melihat kondisi keuangan kita, tidak serta merta harus dilaksanakan walaupun itu masuk program prioritas," kata Andyka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com