Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dukung PTM Terbatas, Orangtua Siswa SDN Lebak Bulus 04: Belajar Online Bikin Pusing, Anak Kayaknya Tak Pintar-pintar

Kompas.com - 30/08/2021, 13:20 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas yang dimulai Senin (30/8/2021) ini disambut gembira oleh para orangtua murid SDN Lebak Bulus 04 Pagi, Jakarta Selatan.

Para orangtua murid mengaku sangat menanti PTM karena merasa anaknya akan lebih maksimal belajar di sekolah dibandingkan di rumah.

"Belajar online itu kurang efektif, anak juga kayaknya tidak pintar-pintar kalau tidak bertemu guru. Tapi keadaannya begini, kita tidak bisa menyalahkan siapa-siapa," ungkap Yono, salah satu wali murid kelas 6 saat menunggu kepulangan anaknya di depan sekolah, Senin.

Baca juga: Cerita Para Siswa Senang Sekolah Tatap Muka: Bertemu Teman dan Guru, Lebih Mudah Belajar

Hal serupa juga disampaikan Rusiyadi, orangtua murid kelas 3. Ia mengaku senang sang anak akhirnya bisa kembali belajar di sekolah.

Menurut Rusiyadi, belajar di rumah kurang efektif karena sang anak lebih banyak bermain daripada belajar.

Selain itu, menurut Rusiyadi, anak lebih mudah meminta bantuan orangtua dalam mengerjakan tugas ketika belajar di rumah.

"Kalau di sekolah, anak bisa ataupun tidak bisa, mau tidak mau dia harus berjuang sendiri, tidak dibantu orangtuanya lagi," ungka Rusiyadi di tempat yang sama.

Baca juga: Seorang Siswa SMK 32 Dipulangkan Saat Hari Pertama PTM Terbatas Digelar

Sementara itu, Nani, yang juga wali murid kelas 3, mengaku sangat antusias ketika ditanya apakah mengizinkan anaknya mengikuti PTM atau tidak.

"Kita sudah biasa pusing di rumah. Waktu ditanya mau atau enggak PTM, langsung mengizinkan. Belajar online di rumah itu bikin pusing, tapi dinikmati aja," ungkap Nani.

Meskipun antusias, para orangtua tetap khawatir anak-anaknya mengikuti PTM di tengah pandemi. Namun, mereka percaya bahwa pihak sekolah akan melindungi para siswa.

Selain itu, mereka juga percaya bahwa sanag anak mampu menjaga protokol kesehatan dan menjaga diri mereka sendiri meski usianya masih belia.

"Dari awal saya juga sudah jelaskan ke anak soal aturan-aturan berada di sekolah. Saya juga beritahu kalau ada pengamanan, akan ada polisi. Saya sudah bilang jangan nakal," tutur Yono.

Berharap PTM berlanjut

Para wali murid berharap kegiatan PTM dapat terus berlanjut ke depannya.

Rusiyadi mengatakan, pandemi telah memakan hak para siswa untuk mendapatkan ilmu secara maksimal 1,5 tahun lamanya.

"Agak mubazir sih waktunya terbuang. Saat itu anak masuk sekolah kelas 1, sekarang tiba-tiba kelas 3," kata dia.

Sementara itu, Yono berharap para siswa bisa mengejar ketertinggalan pelajaran.

"Anak sudah kelas 6, semoga tidak ada UN, karena anak pasti ketinggalan pelajaran selama ini. Semoga segera boleh belajar di sekolah untuk seterusnya. Harapannya mereka bisa mengejar ketertinggalan," tutup Yono.

Baca juga: Hari Pertama Sekolah Tatap Muka, Siswa SMAN 77 Jakarta Wajib Bawa Surat Izin Orangtua

Diketahui, pada hari pertama kegiatan PTM terbatas di SDN Lebak Bulus 04 Pagi, siswa masuk pukul 07.00 WIB dan pulang pukul 09.00 WIB untuk kelas kecil, sedangkan pukul 09.30 WIB untuk kelas besar.

Tidak ada jadwal istirahat makan atau keluar kelas. Siswa langsung belajar dan segera pulang pada waktu yang ditentukan.

Adapun siswa yang mendapat giliran belajar di sekolah hari ini adalah siswa-siswi kelas 3 dan kelas 6, sedangkan pada Rabu (1/9/2021), giliran siswa kelas 2 dan kelas 5. Sementara itu, pada Jumat (3/9/2021), giliran siswa kelas 1 dan 4.

Jumlah siswa per kelas dibatasi 50 persen dari kapasitas atau maksimal 11 orang.

Para siswa terlihat pulang dengan tertib dan menjaga jarak. Para penjemput atau orangtua menunggu di luar lingkungan sekolah.

Siswa yang belum dijemput menunggu di ruang tunggu dengan bangku yang berjarak. Petugas pun mengatur agar siswa keluar satu per satu dari lingkungan sekolah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Diduga akibat Kebocoran Selang Tabung Elpiji

Megapolitan
Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Polisi Temukan Orangtua Mayat Bayi yang Terbungkus Plastik di Tanah Abang

Megapolitan
PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

PJLP Temukan Mayat Bayi Terbungkus Plastik Saat Bersihkan Sampah di KBB Tanah Abang

Megapolitan
Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Terdengar Ledakan Saat Agen Gas dan Air di Cinere Kebakaran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com