Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Proyek Perbaikan Drainase, Kemacetan Panjang Terjadi di Jalan Dewi Sartika Ciputat

Kompas.com - 31/08/2021, 13:45 WIB
Tria Sutrisna,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Kemacetan panjang terjadi di dua ruas Jalan Dewi Sartika, Ciputat, Tangerang Selatan, Selasa (31/8/2021).

Kondisi tersebut disebabkan adanya proyek perbaikan drainase di tengah jalan tersebut.

Pantauan Kompas.com, antrean kendaraan di Jalan Dewi Sartika sudah terlihat dari kawasan Pasar Cimanggis mengarah Ciputat.

Sementara dari arah Lebak Bulus mengarah Pamulang, kemacetan sudah terjadi di tanjakan Flyover Pasar Ciputat.

Baca juga: Jelang PTM Terbatas di Tangsel: Mayoritas Sekolah Belum Siap hingga Vaksinasi Anak Masih Rendah

Tampak kendaraan yang melintas tersendat karena ada sejumlah alat berat yang menggali saluran air di tengah Jalan Dewi Sartika.

Tohir (28), warga Pondok Cabe, Pamulang, mengatakan, kemacetan panjang mulai rutin terjadi setiap hari sejak proyek perbaikan drainase itu mulai Sabtu (28/8/2021).

"Itu proyek dikerjain dari Sabtu. Nah, Minggu, Senin, Selasa macet terus sudah. Enggak pagi, enggak siang, enggak sore. Ada kali satu kilo macetnya," ujar Tohir saat diwawancarai, Selasa (31/8/2021).

Elva (26), warga Cirendeu, Ciputat Timur, menyebutkan, kemacetan di Jalan Dewi Sartika biasanya hanya terjadi pada pagi dan sore hari.

Kini, kemacetan panjang terjadi hampir setiap waktu sejak proyek perbaikan drainase tersebut mulai dilakukan sejak akhir pekan lalu.

"Jadi makin parah macetnya. Saya kan kalau nganter orangtua kerja memang (macet), pagi sama sore. Nah, sekarang siang-siang juga macet," ungkap Elva.

Baca juga: Total 36 Simpatisan Rizieq Shihab Diamankan Usai Demo Ricuh, 4 Orang Anak-anak

Petugas Pelaksana dan Pengawas Lapangan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Alfian menjelaskan, proyek drainase di Jalan Dewi Sartika ini dalam rangka penanggulangan banjir.

Sebab, kawasan jalan nasional di kawasan Ciputat itu kerap banjir ketika hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

"Jadi pengerjaan ini kami lakukan untuk penanganan banjir. Di titik ini, kalau hujan deras, jadi titik banjir yang kemacetannya parah juga," ujar Alfian kepada wartawan di lokasi.

Alfian menyebutkan, proyek tersebut ditargetkan rampung dalam dua pekan, sehingga kemacetan yang kerap terjadi di lokasi bisa lekas terurai.

"Kami target pengerjaan 14 hari kerja, semaksimal mungkin dilakukan percepat untuk mengurangi kemacetan juga," kata Alfian.

"Mohon maaf untuk sebelumnya, pekerjaan kami menghambat aktivitas pengendara, terutama aktivitas lalu lintasnya jadi macet," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com