Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

70 Rumah yang Terbakar di Kemayoran Berdiri di Atas Lahan Setneg

Kompas.com - 31/08/2021, 18:05 WIB
Ihsanuddin,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Pusat, Dhany Sukma menyebutkan, 70 rumah yang dilanda kebakaran di Kebon Kosong, Kemayoran, berdiri di atas lahan milik Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Komplek (BLU PPK) Kemayoran, sebuah satuan kerja di bawah Kementerian Sekretariat Negara.

Karena itu, sejumlah rumah warga yang terbakar di lokasi tersebut tidak bisa dibangun kembali.

"Tidak bisa (dibangun kembali), itu asetnya bukan punya sendiri," kata dia.

Baca juga: 250 Warga Korban Kebakaran Kemayoran Mengungsi di Gedung SD

Hal itu berbeda dengan kawasan Kwitang yang juga sempat mengalami kebakaran beberapa waktu lalu. Kawasan itu kembali di bangun oleh PemerintahJakarta Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena rumah yang terbakar berdiri di lahan milik warga.

"Kalau di Kwitang murni aset milik masyarakat, ada sertifikatnya, kalau ini (Kebon Kosong) aset milik PPK Kemayoran," ucap Dhany.

Kalaupun rumah yang terbakar itu hendak dibangun kembali, Dhany menegaskan bahwa warga harus terlebih dulu memiliki sertifikat kepemilikan yang menyatakan bangunan tersebut memang milik mereka.

"Syarat utama kami untuk intervensi bantu pembangunannya ya harus ada kepemilikan sertifikat dia. Jadi kami tidak salah untuk bangun di atas aset orang," ujarnya.

Untuk mengantisipasi kebakaran terulang, Dhany Sukma meminta BLU PPK Kemayoran menata setiap aset yang berdiri di kawasan yang dikelolanya.

"Kami minta PPK agar asetnya itu ditata, sehingga tidak ada lagi pembangunan pembangunan yang akhirnya tidak optimal dan ada potensi terjadinya kebakaran," ucap Dhany.

Sebanyak 70 rumah semi permanen di Jalan Kemayoran Gempol RT 14 RW 05, Kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, ludes dilalap api dalam kebakaran yang terjadi pada Minggu malam lalu.

Akibat kebakaran ini, 100 kepala keluarga yang beranggotakan 300 orang kehilangan tempat tinggal.

Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Pusat Asril Rizal menyebut, kebakaran itu diduga terjadi akibat korsleting pada tiang listrik.

"Infonya tiang listrik keluarkan percikan hingga menyambar ke rumah warga," kata Asril.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com