JAKARTA, KOMPAS.com - Wali Kota Jakarta Pusat, Dhany Sukma menyebutkan, 70 rumah yang dilanda kebakaran di Kebon Kosong, Kemayoran, berdiri di atas lahan milik Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Komplek (BLU PPK) Kemayoran, sebuah satuan kerja di bawah Kementerian Sekretariat Negara.
Karena itu, sejumlah rumah warga yang terbakar di lokasi tersebut tidak bisa dibangun kembali.
"Tidak bisa (dibangun kembali), itu asetnya bukan punya sendiri," kata dia.
Baca juga: 250 Warga Korban Kebakaran Kemayoran Mengungsi di Gedung SD
Hal itu berbeda dengan kawasan Kwitang yang juga sempat mengalami kebakaran beberapa waktu lalu. Kawasan itu kembali di bangun oleh PemerintahJakarta Pusat dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena rumah yang terbakar berdiri di lahan milik warga.
"Kalau di Kwitang murni aset milik masyarakat, ada sertifikatnya, kalau ini (Kebon Kosong) aset milik PPK Kemayoran," ucap Dhany.
Kalaupun rumah yang terbakar itu hendak dibangun kembali, Dhany menegaskan bahwa warga harus terlebih dulu memiliki sertifikat kepemilikan yang menyatakan bangunan tersebut memang milik mereka.
"Syarat utama kami untuk intervensi bantu pembangunannya ya harus ada kepemilikan sertifikat dia. Jadi kami tidak salah untuk bangun di atas aset orang," ujarnya.
Untuk mengantisipasi kebakaran terulang, Dhany Sukma meminta BLU PPK Kemayoran menata setiap aset yang berdiri di kawasan yang dikelolanya.
"Kami minta PPK agar asetnya itu ditata, sehingga tidak ada lagi pembangunan pembangunan yang akhirnya tidak optimal dan ada potensi terjadinya kebakaran," ucap Dhany.
Sebanyak 70 rumah semi permanen di Jalan Kemayoran Gempol RT 14 RW 05, Kelurahan Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, ludes dilalap api dalam kebakaran yang terjadi pada Minggu malam lalu.
Akibat kebakaran ini, 100 kepala keluarga yang beranggotakan 300 orang kehilangan tempat tinggal.
Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Pusat Asril Rizal menyebut, kebakaran itu diduga terjadi akibat korsleting pada tiang listrik.
"Infonya tiang listrik keluarkan percikan hingga menyambar ke rumah warga," kata Asril.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.