"Tuan A memang kondisinya luka bakarnya berat (kadar kebakaran) sekitar 98 persen. Pasien itu mengalami kondisi infeksi yang berat yang sudah mengganggu organ-organ yang lain," papar Santika.
Dia menjelaskan, luka bakar yang dialami H juga tergolong berat dengan kadar mencapai 60-80 persen.
"Lalu yang terakhir yang ketiga, tuan T itu luka bakarnya 80 persen, sudah berat," ucapnya.
Santika menyatakan, sebelum meninggal, ketiga napi itu dirawat secara intensif. Sebab, saat masuk ICU, ketiganya mengalami syok berat.
"Kemarin itu karena kondisi masuk pasiennya syok berat, jadi kami atasi dulu. Dehidrasi cairan, kami berikan obat buat penataan jantung pasien," papar Santika.
Setelah kondisi tiga napi itu stabil, mereka seharusnya dioperasi pada Kamis ini. Namun, mereka meninggal sebelum dioperasi.
"Ketika kondisinya stabil, rencananya hari ini kami lakukan operasi, cuma ketiga pasien itu belum sempat kami lakukan tindakan operasi," ujar Santika.
Cerita anak T
Andrew, anak T, mengaku telah menerima kenyataan bahwa ayahnya meninggal dalam peristiwa tersebut.
Menurut dia, musibah kebakaran itu merupakan sebuah kecelakaan.
"Saya menilai ini suatu kecelakaan, ini musibah. Semuanya tidak ada yang menginginkannya," ucapnya.
Atas peristiwa kebakaran yang terjadi, dia tidak ingin menyalahkan siapa pun.
Baca juga: Polisi Kumpulkan 31 Sampel DNA Keluarga Korban Kebakaran Lapas 1 Tangerang
Andrew meminta kepada masyarakat agar mendoakan para napi yang masih menerima perawatan.
Dia juga berterima kasih atas santunan yang diberikan oleh Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih soal santunan ini. Mari kita sama-sama berdoa, semoga korban yang masih dirawat segera sembuh," papar Andrew.