Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bubarkan Demo Pendukung Interpelasi Formula E di Depan Gedung DPRD DKI

Kompas.com - 22/09/2021, 11:50 WIB
Singgih Wiryono,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi membubarkan massa aksi pendukung pengajuan interpelasi terkait Formula E di depan Gedung DPRD DKI Jakarta.

Pantauan Kompas.com, puluhan orang yang tergabung dalam Jakarta Bergerak itu diminta bubar oleh Kapolsek Gambir AKBP Kade Budiyarta.

Kapolsek yang akrab disapa Budi ini meminta agar seluruh massa aksi bisa membubarkan diri karena saat ini Jakarta masih menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3.

"Tolong rekan-rekan silahkan tidak ada kerumunan, ini masih PPKM level 3," ujar Budi melalui pengeras suara di depan Gedung DPRD DKI, Rabu (22/9/2021).

Baca juga: Dituding Ingin Mengkriminalisasi Hariz Azhar dan Fatia, Luhut Binsar: Tak Ada Waktu Mikir ke Sana

Massa aksi yang baru saja berkumpul sekitar pukul 10.30 WIB diperingati agar tidak membuat kerumunan dan membubarkan diri.

"Atas nama undang-undang, kami akan bertindak tegas," kata Budi.

Budi juga menyebut saat ini keselamatan warga merupakan yang terpenting. Apabila tidak mendengar seruan pembubaran, Budi mengancam akan bertindak tegas.

"Jika massa tidak mau membubarkan diri sampai peringatan ketiga, petugas silakan menindak tegas," ujar dia.

Massa yang menyebut diri Jakarta Bergerak itu menuntut agar Formula E yang direncanakan terselenggara Juni 2022 bisa dibatalkan.

Baca juga: Anggota DPRD DKI: Anies Lakukan Penyalahgunaan Wewenang demi Formula E

"Kami warga Jakarta yang tergabung di Jakarta Bergerak menyatakan tolak dan batalkan Formula E, usut tuntas uang rakyat," kata Humas Jakarta Bergerak Siska dalam keterangan tertulis.

Siska juga mempertanyakan sikap tujuh fraksi yang menolak interpelasi Formula E dan meminta untuk segera ikut bergabung menyetujui interpelasi.

Siska meminta agar anggota DPRD DKI Jakarta juga mau menerima audiensi dari perwakilan demonstran.

Setelah diminta bubar, pukul 10.56 WIB, massa aksi kemudian membubarkan diri namun tetap meminta agar tujuh perwakilan bisa tetap masuk ke DPRD untuk melakukan audiensi kepada anggota Dewan.

Pantauan Kompas.com, tujuh perwakilan peserta aksi termasuk Siska dibiarkan masuk ke halaman Gedung DPRD DKI Jakarta untuk menunggu audiensi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com