JAKARTA, KOMPAS.com - Pengelolaan sampah masih menjadi salah satu permasalahan yang harus dihadapi warga DKI Jakarta. Salah satunya adalah pemusnahan sampah dengan cara pembakaran, yang akhirnya pencemaran udara,
Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah mengembangkan program Intermediate Treatment Facility (ITF) atau Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA).
Baca juga: Anies Diminta Serius Bangun Pengolahan Sampah ITF
Melalui program tersebut, pemerintah berkomitmen untuk menciptakan fasilitas pengolahan sampah modern yang aman bagi lingkungan, yang juga tertuang dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya Agus Himawan mengatakan, program ITF membantu mengatasi permasalahan pencemaran udara yang terjadi akibat pembakaran sampah.
"Dilengkapi dengan teknologi activated carbon atau hearth oven cake, fasilitas tersebut mampu mengubah gas berbahaya hasil pengolahan sampah, seperti dioksin dan furan, menjadi senyawa yang aman bagi manusia," kata Agus dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Senin (4/10/2021).
Baca juga: Groundbreaking Sejak 2018, ITF Sunter Belum Juga Dibangun
Agus menyebut ITF mampu mengontrol hasil pengolahan sampah, yang berlangsung secara tertutup.
"Fasilitas ini mampu mengontrol hasil pengolahan sampah, yang berlangsung secara tertutup, untuk menangkap debu hasil proses thermal sehingga tidak mengganggu kesehatan warga sekitar fasilitas," ujarnya.
Agus melanjutkan, permasalahan sampah tentunya juga dapat dilakukan hanya oleh beberapa pihak. Perlu adanya kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan.
Baca juga: Komisi D DPRD DKI Minta Anies Segera Selesaikan Proyek ITF Sunter
Selain mengimbau masyarakat mendukung program ITF atau FPSA, upaya optimalisasi pengelolaan sampah juga dapat dilakukan dengan menggiatkan kebiasaan baru di tengah kehidupan masyarakat.
"Seperti membawa kantung belanja ramah lingkungan (KBRL) dan alat makan sendiri untuk mengurangi penggunaan sampah plastik serta mendonasikan barang-barang yang tidak terpakai," ucapnya.
Agus berujar, dalam menyelesaikan permasalahan, masyarakat dapat berangkat dari aksi sederhana, salah satunya adalah dengan membangun kebiasan memilah serta buang sampah pada tempatnya.
"Meski terdengar sepele, langkah ini memberi manfaat baik untuk memudahkan proses daur ulang yang dilakukan oleh petugas kebersihan, khususnya dalam memilah sampah organik dan anorganik, serta efisiensi waktu." pungkasnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.