Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Warga Muara Angke Terbiasa Kena Banjir Rob, Menangis Sambil Bereskan Barang yang Basah hingga Diteror Kelabang

Kompas.com - 09/11/2021, 18:36 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com- Kawasan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara menjadi salah satu kawasan yang dikenal sudah langganan terimbas banjir rob.

Saat air laut pasang, kawasan tersebut tidak pernah absen digenangi banjir, bahkan meluap dan mengganggu aktivitas warga.

Seperti yang dirasakan Muklas (38), warga RT/01 Rw/022 Muara Angke, Penjaringan.

Rumah Muklas selalu terendam banjir saat air laut pasang.

"Rumah saya sering banjir, setiap pasang pasti selalu kebanjiran sampai masuk ke dalam, di dalam rumah aja sampai lutut, apa lagi di luar," kata Muklas kepada Kompas.com, Selasa (9/11/2021).

Baca juga: Banjir Rob di Jakut Berhari-hari Tak Surut sampai Buat Wagub DKI Nyerah, Apa Penyebabnya?

Menurut Muklas, dia terimbas banjir rob dua hingga tiga kali dalam satu tahun. Biasanya air naik sekitar pukul 11.00 WIB - 15.00 WIB.

Kebanjiran seperti sudah menjadi hal yang biasa bagi Muklas dam warga lainnya.

Pernah suatu malam, Muklas dan sang istri yang sedang terlelap tiba-tiba dibangunkan dengan dinginnya air yang sudah merembes ke tempat tidur mereka.

Mereka pun bergegas mengangkat barang-barang agar tidak terendam air.

"Istri sampai nangis karena barang-barang basah semua, tiba-tiba air itu datang dengan cepat, kita lagi tidur air udah di pundak kita," tutur Muklas.

"Udah istri nangis, harus beresin barang-barang, kulkas jatuh, waduh repot lah," tambahnya.

Baca juga: Ancaman Nyata Banjir Rob dan Jakarta Tenggelam, Apa Kabar Proyek Tanggul Laut NCICD?

Muklas tinggal di sebuah rumah yang temboknya sebagian terbuat dari tiplek, serta beralaskan semen dan karpet plastik.

Di depan pintu, berjajar puluhan batok kelapa dan perlalatan lain yang menunjang pekerjaan Muklas sebagai tukang es kelapa.

Di dalam rumah Muklas, nampak sebuah kasur lipat di atas meja yang biasa ditempati para pembeli es kelapa Muklas.

"Untung saya punya meja ini, kalau enggak semua barang habis terendam," ujarnya

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com