Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jeritan Hati Warga Muara Angke Saat Banjir Rob: Kita Lagi Tidur, Air Sudah di Pundak

Kompas.com - 10/11/2021, 09:01 WIB
Rindi Nuris Velarosdela

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hidup bagaikan buah simalakama bagi Muklas (38), seorang warga Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara.

Rumah Muklas yang sebagian temboknya terbuat dari tiplek serta beralaskan semen dan karpet plastik selalu digenangi banjir rob.

Kawasan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara adalah salah satu kawasan yang menjadi langganan banjir rob.

Saat air laut pasang, air akan meluap ke rumah-rumah di sekitarnya dan mengganggu aktivitas warga.

Baca juga: Cerita Warga Muara Angke Terbiasa Kena Banjir Rob, Menangis Sambil Bereskan Barang yang Basah hingga Diteror Kelabang

Menurut Muklas, banjir rob biasanya terjadi dua sampai tiga kali dalam satu tahun. Air laut mulai naik sekitar pukul 11.00-15.00 WIB.

Ketika air laut naik, Muklas harus bergegas mengangkat barang-barang di rumahnya agar tidak terendam air.

Pernah suatu malam, Muklas dan istrinya sedang terlelap tidur sehingga tidak sadar air laut sudah merembes ke tempat tidur mereka.

"Istri sampai nangis karena barang-barang basah semua, tiba-tiba air itu datang dengan cepat, kita lagi tidur air udah di pundak kita," tutur Muklas kepada Kompas.com, Selasa (9/11/2021).

"Udah istri nangis, harus beresin barang-barang, kulkas jatuh, waduh repot lah," tambahnya.

Pria yang berprofesi sebagai pedagang es kelapa itu juga mengeluhkan banyak hewan seperti kelabang dan kecoa yang mulai bermunculan bersamaan dengan air laut yang pasang.

Baca juga: Ancaman Nyata Banjir Rob dan Jakarta Tenggelam, Apa Kabar Proyek Tanggul Laut NCICD?

"Ini musim banjir ini banyak macam-macam, kelabang pada keluar semua, kalajengking, yang paling banyak itu ya kelabang, apalagi kecoa. Kalau malam tuh banyak jadi air masuk pada keluar semua binatangnya," ucap Muklas.

 

"Yang ngeri kalau tidur tuh kelabang doang, takut masuk ke tubuh kita, masuk ke telinga gitu, jadi terpaksa, enggak tidur, daripada kita kemasukan kelabang," tambahnya.

Namun, Muklas tidak punya pilihan lain. Dia harus bertahan di rumahnya yang kerap terimbas banjir rob.

Apalagi, penghasilannya sebagai tukang es kelapa di masa pandemi ini turun drastis.

Baca juga: Banjir Rob di Jakut Berhari-hari Tak Surut sampai Buat Wagub DKI Nyerah, Apa Penyebabnya?

"Iya enggak pindah sekarang mau pindah, pindah ke mana? Kita butuh usaha kalau pindah umpamanya ngontrak, kita butuh biaya lagi, nyari duit lagi susah begini," keluh Muklas.
Dalam satu hari, Muklas mendapat penghasilan Rp 300.000 dengan keuntungan sebesar Rp 60.000. Sementara harga sewa rumah yang dia tempati senilai Rp 800.000 per bulannya.

Oleh karena itu, Muklas hanya bisa pasrah dan tetap bekerja seperti biasa untuk menyambung hidup.

(Penulis : Ira Gita Natalia Sembiring/Editor : Jessi Carina)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com