Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penggugat Merek GoTo Bantah Tuduhan Ingin Hambat Bisnis Gojek dan Tokopedia

Kompas.com - 16/11/2021, 19:09 WIB
Tria Sutrisna,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Terbit Financial Technology (TFT) membantah tudingan ingin menghambat perkembangan bisnis Gojek dan Tokopedia lewat permasalahan penggunaan merek dagang GoTo.

Kuasa Hukum PT TFT Alfons Loemau mengatakan, pernyataan kuasa hukum Gojek dan Tokopedia yang menyebut kliennya hanya ingin menghambat perkembangan bisnis merupakan tudingan tidak berdasar.

"Tidak sesuai fakta hukum. Lantaran dari kata-kata bohong tersebut kemudian investor percaya pada kondisi yang digambarkan oleh pihak Gojek dan Tokopedia," ujar Alfons, Selasa (16/11/2021).

Alfons mengklaim bahwa PT TFT merupakan pemilih sah merek GOTO pada kelas 42 dan terdaftar dengan sertifikat merek Nomor IDM000858218 sejak 10 Maret 2020.

Baca juga: Pakai Singkatan GoTo, Gojek dan Tokopedia Dilaporkan ke Polda Metro Jaya

Sedangkan perusahaan Gojek dan Tokopedia, kata dia, baru bergabung dan membentuk merek dagang GoTo yang mirip dengan produk PT TFT pada pertengahan 2021.

"Terlihat jelas bahwa apa yang disampaikan oleh pihak Gojek dan Tokopedia semata-mata hanyalah upaya tersebut menggiring opini," kata Alfons.

Menurut Alfons, Gojek dan Tokopedia justru berusaha mencari keuntungan dari tudingan terhadap kliennya, dan meyakinkan semua pihak bahwa merek dagang GoTo hanya milik dua perusahaan tersebut.

Alfons menegaskan bahwa kliennya siap melanjutkan proses hukum yang sudah bergulir untuk menyelesaikan permasalahan merek dagang tersebut.

"Untuk membenarkan dan menjustifikasi bahwa merek dagang GOTO adalah merupakan merek dagang yang diusung adanya merger perusahaan Gojek dan Tokopedia," ungkapnya.

Sebelumnya, Kuasa hukum GoTo, Juniver Girsang, mengatakan, kliennya mengambil langkah hukum karena PT TFT diduga hendak menghambat perkembangan bisnis GoTo.

"PT TFT dengan sengaja menggunakan hak atas merek GOTO di kelas barang/jasa Nomor 42 guna menghambat gerak maju dan terindikasi hendak mematikan langkah usaha klien kami," ujar Juniver dalam keterangannya, Rabu (10/11/2021).

Baca juga: Fakta Kontroversi Merek GoTo, Gojek dan Tokopedia Dituntut Rp 2 Triliun dan Dilaporkan ke Polisi

Dugaan tersebut, kata Juniver, muncul karena PT TFT mengklaim sebagai satu-satu pihak yang berhak menggunakan merek GOTO.

Selain itu, perusahaan tersebut juga melarang Gojek dan Tokopedia untuk menggunakan merek GoTo ataupun GoTo Financial.

"Untuk diketahui publik, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa telah memiliki hak penuh untuk menggunakan merek GoTo untuk kelas barang atau jasa Nomor 9, 36, dan 39," ungkap Juniver.

"Jadi, tidak benar bila ada pihak lain yang mengaku satu-satunya pemilik merek GOTO," ujar dia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com