JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Fraksi PDI-Perjuangan Agustina Hermanto atau akrab dikenal Tina Toon mempertanyakan realisasi janji Gubernur DKI Jakarta yang akan membangun fasilitas pengolahan sampah antara (FPSA) atau intermediate treatment facility (ITF).
Tina mengatakan janji Anies yang menargetkan terbangunnya ITF sama sekali tidak terealisasi karena hingga saat ini tidak ada gedung ITF yang dibangun.
"Hingga tahun 2021 ini tidak ada satu pun fasilitas pengolahan sampah terpadu ITF yang dibangun oleh Pemerintah Provinsi," kata Tina saat pembacaan pemandangan umum Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta dalam rapat paripurna Raperda APBD 2022, Selasa (16/11/2021).
Padahal menurut Tina, diprediksi tahun 2022 mendatang Jakarta sudah memasuki bahaya krisis sampah karena Tempat Pembangunan Sampah Terpadu (TSPT) Bantargebang sudah mencapai kapasitas maksimal.
Keseriusan Pemprov DKI Jakarta, kata Tina, tidak terlihat dalam penyusunan anggaran untuk pembangunan ITF.
Menurut dia, Jakarta tidak memberikan prioritas anggaran pembangunan ITF dan justru melakukan pinjaman terkait proyek strategis itu.
"Pemprov melalui PT Jakpro akan memulai pembangunan dengan menggunakan mekanisme pinjaman daerah kepada PT SMI sebesar Rp 2,8 triliun," kata Tina.
Pinjaman tersebut dinilai tidak merepresentasikan prioritas pembangunan Pemprov DKI Jakarta sehingga Fraksi PDI-P mengusulkan agar anggaran dialokasikan di APBD 2022.
Baca juga: Fraksi PDI-P: 4 Tahun Terakhir, Pemprov DKI Tak Lakukan Normalisasi Sungai Sedikit Pun
"Kami melihat sebaiknya pemerintah provinsi mengkaji ulang pinjaman ini dan mengalokasikannya dari sumber pendanaan APBD tahun 2022," kata dia.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria tidak memberikan tanggapan terkait permintaan pengkajian ulang pinjaman untuk pembangunan ITF tersebut.
Dia mengatakan, pembangunan ITF akan menjadi solusi jangka panjang untuk penanganan sampah di DKI Jakarta, namun anggaran tetap sesuai dengan rencana dengan pinjaman dari PT SMI.
"Dapat dijelaskan bahwa pengelolaan sampah di Jakarta dilaksanakan secara menyeluruh dan terintegrasi dari hulu ke hilir," kata Riza di acara yang sama.
Riza menjelaskan, di hulu akan diandalkan peran aktif masyarakat untuk mengurangi dan memilah sampah dari sumbernya.
Proses di tengah, pengolahan sampah akan dilaksanakan pada fasilitas ITF untuk mereduksi volume sampah dalam kota.
Bagian hilir, secara intensif dilaksanakan optimalisasi TPST Bantargebang melalui kegiatan landfill mining dan pengoperasian pembangkit listrik tenaga sampah merah putih di Bantargebang.
"Selain itu akan segera dilaksanakan pembangunan fasilitas pengolahan sampah berskala besar di Bantargebang yaitu fasilitas Landfill Mining dan RDF plant berkapasitas total 2.000 ton/hari, yang ditargetkan selesai pada akhir 2022," ujar Riza.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.