Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cabuli 14 Anak di Lenteng Agung, Pelaku Minta Para Korban Telan Spermanya

Kompas.com - 17/11/2021, 16:48 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menyebutkan bahwa F (29), pelaku yang mencabuli 14 anak, juga meminta para korban menelan sperma dirinya dari hasil pencabulan yang dilakukan.

Aksi pencabulan F terhadap anak laki-laki itu terjadi di kawasan Camat Gabun 1, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan.

"Ada juga pelaku keji, saat berbuat tersebut, ada anak kecil diminta menelan sperma pelaku," ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Azis Andriansyah dalam keterangannya, Rabu (17/11/2021).

Baca juga: Polisi Pastikan Korban Pencabulan Pria di Lenteng Agung Berjumlah 14 Anak

Azis mengatakan, F bahkan melakukan aksi keji lainnya, yakni meminta para korban memperagakan adegan sesama jenis.

Aksi yang terjadi di rumah petak F itu sudah berlangsung hampir satu tahun.

"Ada anak kecil diminta saling berhubungan di hadapan dia. Dari keterangan sementara dan data, kami peroleh perlakuan itu dari Desember tahun 2020, jadi hampir 1 tahun," kata Azis.

Menurut Azis, saat ini penyidik masih mendalami keterangan pelaku guna mengetahui apakah ada anak laki-laki lain yang menjadi korbannya.

"Kami akan telusuri apakah pelaku lakukan lebih dari 14 orang atau ada korban lain. Juga apakah pelaku melakukan di lokasi lain, itu juga kami akan telusuri," ucap Azis.

Baca juga: Polisi Sebut Pelaku Pencabulan 14 Anak Laki-laki di Jagakarsa Juga Pernah Jadi Korban Pelecehan

Akibat perbuatannya, pelaku dijerat Pasal 76 huruf E juncto Pasal 82 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara.

Sebelumnya, Ketua RW setempat, Raden Taufik, menjelaskan bahwa F sempat menjadi bulan-bulanan warga setempat, Senin (15/11/2021).

Pelaku dikeroyok oleh warga dan sejumlah keluarga korban sekitar pukul 22.00 WIB.

Baca juga: Diduga Cabuli 15 Bocah, Seorang Pria Dikeroyok Massa di Jagakarsa

Taufik mendapatkan kabar tersebut dari Ketua RT 007 Bustomi.

"Saya datang ke lokasi sudah ramai warga di rumah pelaku. Kemudian saya jaga di depan pintu. Akhirnya warga masuk ke kontrakan melalui pintu belakang. Dan pelaku dibawa keluar, dikeroyok," kata Taufik.

Taufik sempat menghalangi warga yang berusaha memukuli pelaku. Dia bahkan terkena pukul oleh warga.

"Saya juga kena pukul pas menghalau warga. Karena saya sambil menunggu aparat, akhirnya pelaku telepas dan akhirnya pelaku kami bawa ke kantor RW," ucapnya Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com