Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyegelan PAUD Anyelir Bermula dari Penolakan Permintaan Uang Iuran

Kompas.com - 19/11/2021, 08:24 WIB
Muhammad Naufal,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) Anyelir di Pedurenan, Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten, disegel sejak Februari 2021. Penyegelan dilakukan oleh Ketua RW04, Pedurenan, MAK.

Imbas penyegelan itu, sejumlah murid PAUD Anyelir terpaksa belajar di luar gedung sekolah pada Rabu (17/11/2021) dan Kamis kemarin.

Pengelola PAUD Anyelir, Cici mengungkapkan, MAK meminta iuran sebesar Rp 750.000 melalui grup WhatsApp pada Februari 2021. Dalihnya, uang itu untuk uang sewa gedung.

Pihak PAUD Anyelir tidak mau membayarkan iuran tersebut. MAK pun menyegel gedung sekolahan itu.

Baca juga: Musyawarah untuk Cari Jalan Keluar Masalah Penyegelan Paksa PAUD Anyelir Digelar Besok

"Sekitar bulan Februari 2021, kami disuruh bayar. Sebulannya itu Rp 750.000. Katanya uang sewa gedung, dimasukinnya ke kas RW," ujar Cici di PAUD Anyelir, Kamis.

Karena pembelajaran sejak Februari 2021 hingga awal November 2021 dilakukan secara luring (luar jaringan), pihak PAUD tak menemui hambatan saat mengajar murid-muridnya, walau gedung disegel.

Namun, pihak PAUD Anyelir mulai menerapkan sistem pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada 15 November 2021. Ketika itulah kesulitan terjadi.

Cici menguraikan, PAUD Anyelir berdiri sejak tahun 2010. Dua tahun kemudian, Cici dan pihak PAUD Anyelir mendapatkan izin resmi dari Wali Kota Tangerang yang menjabat saat itu, Wahidin Halim.

"Saya sudah izin ke Dinas Pendidikan terkait dan alhamdulillah sudah keluar izinnya. Kami sudah mencapai perizinan yang sangat panjang," kata dia.

Akan diajak musyawarah

Camat Karang Tengah, Malkan Al-Masqo menyebutkan, peristiwa tersebut bukan aksi penyegelan.

"Bukan ditutup, karena kurang komunikasi antara yang bawa kunci sama ibu-ibu PAUD," kata dia saat ditemui di PAUD Anyelir, kemarin.

Menurut Malkan, meski PAUD ditutup, proses pembelajaran masih dapat dilakukan di mana saja.

"Sebenarnya enggak ada masalah, belajarnya kan tidak harus di ruangan. Di lapangan terbuka enggak apa-apa," urai dia.

Di sisi lain, Malkan menyebut bangunan PAUD berdiri di atas aset Pemerintah Kota Tangerang. Karena itu, pihaknya hendak menggelar masyawarah antara pihak PAUD Anyelir, dan MAK selaku penyegel sekolah itu pada Jumat malam nanti.

"Pak RW (MAK) ada acara di luar kota, jadi segera kami komunikasikan," ucapnya.

Malkan juga mengatakan akan mengecek soal pungutan sebesar Rp 750.000.

"Nanti kami coba cek kembali apakah benar ada pungutan," ujar dia. 

Dia belum bisa menyimpulkan apakah tindakan MAK yang disebut meminta iuran itu tergolong pungutan liar (pungli) atau bukan.

"Nanti kami cek lagi, yang pungli siapa. RW apa gimana? Kami enggak tahu. Kami akan coba karena yang bersangkutan enggak ada kan," ujar Malkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com