Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“Generasi Sandwich” Korbankan Kepentingan Pribadi Demi Biayai Orangtua, Adik, hingga Ponakan

Kompas.com - 21/11/2021, 10:47 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com - Istilah “generasi sandwich” populer di tengah masyarakat Indonesia karena banyak generasi produktif saat ini terjebak dalam situasi menopang beban ganda, layaknya isi sandwich.

Generasi sandwich ini terimpit di antara dua generasi, atas dan bawah, dan mau tidak mau harus membiayai hidup dua generasi tersebut termasuk diri mereka sendiri.

Makan di warteg demi mengongkosi orangtua dan adik

Elizabeth (26) adalah satu dari sekian anak muda produktif yang bernasib seperti sandwich. Ia harus menanggung biaya bulanan orangtua, adik, dan mengongkosi hidupnya sendiri.

Dengan gaji Rp 11 juta, mestinya ia bisa “memanjakan” diri sendiri dan memikirkan tabungan masa depan.

Namun, posisinya sebagai generasi sandwich membuat Elizabeth harus membagi uang tersebut untuk orangtua dan adik.

Baca juga: Minta Duit Iuran Gedung ke PAUD Anyelir, Ketua RW: Itu Bercandaan Saja

Sebanyak Rp 4 juta dari gajinya diberikan untuk uang bulanan orangtua, Rp 1 juta untuk rekening listrik orangtua, dan Rp 1,5 juta untuk adiknya. Belum lagi uang untuk operasional mobil ayahnya dan lain sebagainya.

Elizabeth sendiri hanya kebagian Rp 3,5 juta. Uang itu dipakai untuk uang kos Rp 1,5 juta per bulan dan kebutuhan makan serta biaya bensin sepeda motor tuanya Rp 2 juta.

”Hidup dengan Rp 2 juta sebulan berat sekali. Biasanya beli makanan lewat aplikasi, sekarang stop, mahal banget. Cukup makan di warteg dekat kos,” ujarnya, dilansir dari Kompas.id.

Biaya untuk keluarga tembus Rp 20 juta

Beban berat juga ditanggung Saraswati (36), karyawan bidang pemasaran sebuah perusahaan teknologi. Gaji perempuan lajang ini cukup besar, di atas Rp 40 juta.

Namun, beban yang mesti ditanggung juga besar. Ia mesti membiayai kedua orangtua dan keponakannya.

Baca juga: Isi Pesan Pak RW Minta Duit Iuran ke PAUD Anyelir: Biaya Sewa Rp 750.000 Per Bulan

Biaya yang ditanggung mulai dari biaya harian, cicilan mobil ayahnya, biaya jalan-jalan ibunya, hingga uang pangkal masuk sekolah keponakannya.

Pengeluaran untuk keluarga setiap bulan bisa tembus Rp 20 juta.

Saras sendiri mengaku, gaya hidupnya biasa saja. Ia tak terlalu senang jajan, ataupun belanja barang mahal.

Dia juga tidak mempunyai obsesi memiliki aset tak bergerak, seperti rumah ataupun tanah. Uang sisa gaji juga mengalir ke tabungan untuk hari tua.

Namun, dengan pengeluaran keluarga yang kian tinggi sejak pandemi, kecepatannya menabung terus melambat. Ia pun mesti memikirkan ulang rencana pensiun dini di usia 40 tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com