Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Momen Polisi Gunakan Senjata Api dan Tewaskan Warga Sipil, Tol Bintaro dan Kafe di Cengkareng Jadi Saksi

Kompas.com - 01/12/2021, 11:32 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi anggota polisi menggunakan senjata api untuk menembak, melukai, hingga menewaskan warga sipil kembali terjadi.

Terbaru, aksi penembakan terjadi di Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road/JORR) kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Jumat (26/11/2021).

Penembakan oleh polisi lalu lintas

Penembakan dilakukan oleh polisi lalu lintas Ipda OS yang bertugas di satuan unit patroli jalan raya (PJR) Ditlantas Polda Metro Jaya.

Ipda OS menembak dua orang berinisial PP dan MA. PP meninggal dunia sehari setelah peristiwa penembakan.

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, penembakan berawal dari laporan warga yang mengaku dibuntuti orang tak dikenal di jalan tol.

Baca juga: Duduk Perkara Kasus Penembakan di Exit Tol Bintaro, Pelakunya Polantas yang Dapat Laporan Warga Dibuntuti

Warga berinisial O itu merasa diikuti oleh mobil korban sejak berangkat dari salah satu hotel di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor.

"Berdasarkan hasil pemeriksaan saksi (Ipda OS), saat ini peristiwa dilatarbelakangi laporan warga yang merasa dirinya terancam," ujar Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat, Selasa (30/11/2021).

Ipda OS kemudian mengarahkan O untuk masuk ke wilayah hukum Polda Metro Jaya. Warga pelapor itu diminta menepi di depan kantor PJR Jaya IV di Pesanggrahan, Jakarta Selatan, tempat Ipda OS bertugas.

Sempat terjadi keributan antara Ipda OS dengan PP dan MA yang berujung pada penembakan. Ipda OS mengaku dirinya hendak ditabrak oleh korban.

Baca juga: Polda Metro Jaya Belum Tetapkan Anggotanya Jadi Tersangka Penembakan di Exit Tol Bintaro, Apa Alasannya?

Tubagus tidak menjelaskan rinci pemicu keributan antara pelaku dan korban di lokasi kejadian. Dia hanya mengatakan bahwa dua tembakan itu mengenai kedua korban.

"Akibat dari penembakan tersebut, kedua korban saat itu alami luka tembak dan dibawa ke RS Pelni. Kemudian dipindahkan ke RS Kramat Jati," kata Tubagus.

"Selang satu hari kemudian, satu korban PP meninggal dunia," sambungnya.

Saat ini Ipda OS sudah ditangkap dan diperiksa secara intensif oleh penyidik bersama Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) Polda Metro Jaya dan Mabes Polri untuk mengusut dugaan pelanggaran kode etik.

"Kami tak bisa sumir, tapi harus betul-betul menemukan fakta hukum di sana. Apakah ada pelanggaran disiplin dan kode etik," ujar Kabid Propam Polda Metro Jaya Kombes Bhirawa Braja.

Baca juga: Penembakan di Exit Tol Bintaro, Warga Sempat Dengar 2 Suara Letusan

Bripka tembak TNI dan pegawai kafe di Cengkareng

Pada akhir Februari lalu, insiden penembakan juga terjadi di sebuah kafe di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat.

Pelaku penembakan merupakan anggota polisi berpangkat Brigadir Polisi Kepala (Bripka) dan berinisial CS.

Bripka CS dilaporkan menembak empat orang yang berada di kafe, satu anggota TNI aktif, satu penjaga keamanan, dan dua pegawai kafe. Ia melepaskan peluru dalam keadaan mabuk.

"Dalam kondisi mabuk, tersangka CS mengeluarkan senjata api dan melakukan penembakan terhadap empat orang di kafe. Tiga meninggal di tempat dan satu selamat," papar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus.

Baca juga: Satu Korban Penembakan di Exit Tol Bintaro Masih Dirawat di RS Polri, Sudah Jalani Operasi

Menurut Yusri, Bripka CS datang ke kafe tersebut sekitar pukul 02.00 WIB. Dua jam kemudian, ia berniat meninggalkan lokasi.

Namun, ia enggan membayar tagihan minuman sebesar Rp 3,3 juta. Hal itu memicu keributan.

Tiba-tiba, pelaku mengeluarkan senjata api dan menembak para korban. Pihak kepolisian langsung bergerak ke lokasi untuk meringkus tersangka.

Bripka CS dijerat pasal 338 KUHP yang mengatur hukuman bagi pelaku pembunuhan.

Bripka CS terancam pidana hukuman paling lama 15 tahun penjara.

(Penulis : Tria Sutrisna, Muhammad Isa Bustomi/ Editor : Jessi Carina, Theresia Ruth Simanjuntak)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com