Dalam laporan yang berujung ke Pengadilan Negeri Depok ini, Angelo dilaporkan mencabuli anak-anak panti asuhannya pada 2019 lalu.
Ada 1 korban dan 3 saksi korban. Korban, misalnya, pernah dicabuli di toilet kantin pecel lele.
"Jadi, (anak itu) diajak ke toilet. Lalu di situ lah terjadi (pencabulan)," ujar Judianto Simanjuntak, pengacara lain korban-korban Angelo, kepada Kompas.com di Pengadilan Negeri Depok, Rabu (15/9/2021).
Baca juga: Napi Narkoba Lapas Tangerang Kabur Lewat Tempat Cuci Mobil, Lolos dari Pengawasan Petugas
Selain kasus di kantin pecel lele, Angelo juga pernah mencabuli korban di dalam mobil angkot.
Kala itu, Angelo dan beberapa anak sedang hendak cukur rambut.
"Sebelum ke cukur rambut itu, saat masih dalam perjalanan, juga sudah dilakukan itu (pencabulan)," kata Judianto.
Angelo bahkan mendapat julukan sebagai "sang kelelawar malam" karena ia sering "berburu" anak-anak panti pada malam hari.
Para korban jarang yang berani bersuara karena Angelo memanfaatkan relasi kuasa di antara mereka, di mana Angelo berperan sebagai "bruder", sedangkan anak-anak itu sebagai penerima layanan panti asuhan Angelo.
Pada persidangan yang digelar September 2021, jaksa penuntut umum mendakwa Angelo dengan Pasal 82 ayat (2) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
Dalam beleid itu, Angelo terancam hukuman 5-15 tahun penjara, ditambah sepertiga masa kurungan karena ia berstatus sebagai pengasuh anak-anak yang ia cabuli, sehingga hukuman maksimum yang dapat dijatuhkan kepadanya mencapai 20 tahun.
Baca juga: Begini Cara Narapidana Narkotika Kabur dari Lapas Kelas I Tangerang
Judianto Simanjuntak berharap agar nantinya Angelo dituntut dengan hukuman maksimum sesuai dakwaan yang dia terima. Hukuman itu dianggap adil atas apa yang telah diperbuat Angelo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.