Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Keluhkan Suplai Air Bersih Terhenti sejak Semalam, Penyebabnya Gangguan Listrik

Kompas.com - 27/12/2021, 11:45 WIB
Nursita Sari

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Banyak warga di sejumlah wilayah Jakarta mengeluhkan pasokan air bersih terhenti sejak Minggu (26/12/2021).

Warga ramai-ramai melaporkan gangguan pasokan air bersih tersebut melalui aplikasi JAKI milik Pemprov DKI Jakarta.

"beberapa kali air pam mati. sekarang juga. dari kemarin maghrib sampai sekarang. dari pt aetra. mohon bantuannya untuk ditindak lanjuti. kami butuh air. air kebutuhan pokok. Lokasi: jl kramat pulo. kelurahan keramat, senen. jakarta pusat," tulis warga dalam laporan nomor JK2112270134, Senin (27/12/2021).

Baca juga: Lapor Polisi, Ibu di Bekasi Disuruh Tangkap Sendiri Pelaku Pencabulan Anaknya

Warga lainnya yang tinggal di Utan Kayu Utara, Matraman, Jakarta Timur, juga mengeluhkan hal yang sama.

"Dari Semalam. Air Pam Mati. pagi ini keluar sangat kecil. cenderung mati dijalan Supriyadi dan Jalan Rambutan Utan Kayu Utara," tulis pelapor dengan nomor laporan JK2112270017.

Banyak warga dalam laporannya menyebutkan bahwa pasokan air bersih terhenti dari PT Aetra Air Jakarta.

Dikutip Antara, PT Aetra Air Jakarta menginformasikan bahwa pasokan air bersih memang terganggu di sejumlah wilayah pada Minggu malam.

PT Aetra menyampaikan, suplai air bersih terganggu di sejumlah wilayah karena Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Pulogadung mengalami gangguan kelistrikan.

Baca juga: Ganjil Genap di 13 Ruas Jalan Masih Berlaku Jelang Pergantian Tahun, Simak Infonya

Suplai air bersih terganggu di wilayah Salemba, Pulomas, Kelapa Gading, Cempaka Baru, Tipar Cakung, Pulogebang, Penggilingan, Jatinegara, Podomoro, Sunter, Senen, Gunung Sahari, dan Martadinata.

Aetra meminta maaf atas gangguan pelayanan yang terjadi sejak Minggu pukul 17.49 WIB hingga selesai perbaikan. Namun, Aetra tidak menyampaikan waktu perbaikan sampai kapan.

"Setelah perbaikan gangguan kelistrikan tersebut selesai, maka aliran air ke rumah pelanggan secara bertahap akan normal kembali," demikian keterangan yang diunggah di akun Instagram @aetrajakarta, dikutip Antara.

Baca juga: Tegur Tetangga yang Parkir di Jalan, Warga Pulogebang: Kenapa Anak Saya Dicekik?

Aetra mengimbau pihak RT/RW/kelurahan setempat yang terkena dampak perbaikan menghubungi Layanan Pusat Informasi 24 jam Aetra agar mereka dapat menyiagakan mobil tangki air di wilayah tersebut.

Layanan Pusat Informasi dapat diakses dengan menghubungi nomor telepon (021)86909999 atau menyampaikan keluhan melalui media sosial resmi Aetra Air Jakarta di Twitter @AetraJKT dan Instagram @aetrajakarta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com