Meningkatnya kasus aktif Covid-19 di Jakarta tidak terlepas dari penularan varian Omicron yang semakin masif.
Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, sulit untuk mendeteksi orang yang terpapar Omicron karena gejala yang ditimbulkan cukup ringan.
Baca juga: Ini Alasan Pemprov DKI Tetap Gelar PTM 100 Persen meskipun Varian Omicron Merebak
Oleh karenanya, orang yang terpapar varian Omicron sering kali tidak menyadari bahwa dirinya positif dan berpotensi menularkan ke orang lain.
"Kalau Omicron kan gejala mayoritas ringan, enggak menyadari. Itu susahnya Omicron," tutur Dwi.
Untuk mengantisipasi gelombang ketiga Covid-19, Wakil Gubernur DKI Jakarta mengatakan, Pemprov DKI selalu berkoordinasi dengan pemerintah pusat dalam menyikapi perkembangan kasus.
"Kami semua kepala daerah termasuk Jakarta selalu berkoordinasi menyikapi perkembangan sehari-hari Omicron, virus, vaksin, dan perhatian dari Presiden luar biasa," kata Riza
Riza menuturkan, Pemprov DKI telah belajar dari lonjakan kasus Covid-19 pada Juli 2021, di mana gelombang kedua terjadi.
Baca juga: Kronologi Micro Lockdown 4 RT di Krukut, Berawal 1 Suspek Omicron dan 36 Orang Positif Covid-19
"Belajar dari kejadian luar biasa bulan Juni-Juli tahun lalu, semua tenaga kesehatan standby, all out, fasilitas (juga disiapkan)," ucap Riza.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan pemberian dosis penguat atau vaksin booster untuk masyarakat.
"Fasilitas kesehatan (tempat vaksinasi) kita ada 326 rumah sakit dan puskesmas yang ada di Jakarta, kemampuan vaksinatornya (bisa menyuntik vaksin) 10.000 per hari," tutur Riza.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.