Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Pengelola Warteg Perkosa Pegawai di Cikarang, Ancam Korban hingga Coba Bunuh Diri Saat Dikepung Warga

Kompas.com - 11/02/2022, 05:41 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pengelola warteg berinisial EW memperkosa pegawainya sendiri, SYN (17), di Desa Mekar Mukti, Kecamatan Cikarang Utara, Kabupatan Bekasi.

Tak berselang lama setelah memerkosa, pelaku ditangkap warga. Hal itu karena korban menghubungi keluarganya seusai kejadian.

Dalam video yang beredar di media sosial, EW ditangkap di warteg yang ia kelola di Jalan Kasuari, Perumahan Cikarang Baru.

"Udah berapa kali lu ngelakuin?" tanya seorang warga.

"Baru sekali, demi Allah, tadi pagi," jawab EW.

Baca juga: Pengelola Warteg di Cikarang Utara Perkosa Anak Usia 17 Tahun

Salah seorang warga kemudian memukul pelaku.

"Lu punya anak cewek enggak sih?" tanya warga yang lain.

"Punya, Pak. Anakku dua, Pak," jawab EW.

"Aku mau diapain silakan. Aku tanggung jawab, walaupun mau dipenjara enggak apa-apa, aku tanggung jawab," kata EW.

Kronologi

Kepala Kepolisian Sektor Cikarang Utara Kompol Mustakim mengatakan, kekerasan seksual itu dilakukan EW di warteg yang ia kelola, Minggu (6/2/2022), sekitar pukul 05.30 WIB.

Awalnya, pelaku mengetuk pintu kamar korban. Ketika pintu dibuka, pelaku langsung mendorong korban.

"Korban jatuh ke lantai kamar dengan posisi telentang," kata Mustakim, Kamis (10/2/2022).

Baca juga: Pegawai Warteg Diperkosa Majikan di Cikarang, Korban Minta Bantuan Keluarga Usai Kejadian

Pelaku membekap muka korban dengan lap meja. Pelaku juga mengancam korban agar tidak teriak.

Setelah memerkosa korban, pelaku mengambil pisau untuk mengancam korban supaya tutup mulut. Setelah itu, pelaku keluar warteg.

Korban minta bantuan keluarga, pelaku coba bunuh diri

SYN kemudian meminta bantuan keluarganya setelah diperkosa EW.

"Setelah pelaku keluar (warteg), korban menghubungi keluarganya yang tinggal tidak jauh dari TKP (tempat kejadian perkara)," kata Mustakim.

Korban juga hendak keluar dari warteg, tetapi pintu warteg terkunci.

"Kemudian pelaku hendak masuk kembali ke kamar korban. Saat itu, korban menghubungi saksi (keluarganya) lagi, selanjutnya datang saksi dan warga," kata Mustakim.

Baca juga: Dikepung Warga Usai Memperkosa, Pengelola Warteg Coba Bunuh Diri

EW mencoba bunuh diri saat dikepung warga.

"Pelaku sempat hendak bunuh diri dengan sebilah kujang yang diambil dari kamarnya. Pelaku menusukkan kujang ke perutnya sebanyak lima kali," kata Mustakim.

Namun, keluarga korban dan warga lain yang sudah mengepung, berhasil menangkap pelaku.

"Setelah diamankan, pelaku dirawat di RS Polri (Kramatjati)," ujar Mustakim.

Barang bukti berupa lap meja, pakaian dan bra milik korban, sebilah pisau dapur serta kujang turut diamankan.

Atas perbuatannya, pelaku terancam dijerat Pasal 81 ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman pidana 15 tahun penjara.

Baca juga: Ini 50 Kelurahan di Jakarta dengan Kasus Aktif Covid-19 Tertinggi...

Diduga kesepian

Mustakim mengatakan, pelaku merupakan pria beristri, hanya saja tinggal berjauhan.

"Tersangka sudah punya istri cuma di kampung, dia di sini (Bekasi)," kata Mustakim, dilansir dari Tribun Jakarta.

Tinggal berjauhan dengan sang istri itulah yang membuat EW kesepian, kemudian ingin memenuhi hasrat seksualnya.

"Ya, (motif tersangka) karena dia sendiri di sini (kesepian jauh dari istri), di warteg itu sebenarnya ada karyawan lain, tidak hanya korban," ucap Mustakim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com