KOMPAS.com - Jakarta Barat memiliki banyak lokasi dan bangunan historis yang perlu dikenal. Tempat bersejarah ini bisa menjadi alternatif untuk obyek foto atau berpergian di akhir pekan.
Baca juga: PPKM Level 3 di Jakarta, Kapasitas Mal Ditambah Jadi 60 Persen
Berikut ini beberapa tempat bersejarah yang terdapat di Jakarta Barat.
Museum Fatahilah di Kota Tua dahulunya merupakan gedung Balai Kota Batavia yang dibangun pada tahun 1707-1710 atas perintah Gubernur Jenderal Joan van Hoorn.
Di bangunan seluas 1.300 meter ini memiliki berbagai macam ruangan yang dulunya digunakan pemerintahan Belanda. Seperti ruang kantor, ruang pengadilan, dan terdapat pula penjara di ruang bawah tanah.
Setelah jajahan Belanda sudah usai, kemudian gedung ini diambil alih oleh Pemerintah Jakarta yang pada saat itu diresmikan oleh Gubernur Ali Sadikin pada tanggal 30 Maret 1974, sebagai Museum Sejarah Jakarta.
Tempat wisata satu ini berlokasi di Pinangsia. Cek di sini untuk alamat detailnya.
Untuk masuk ke dalam museum, pengunjung bisa datang dari pukul 09.00 - 15.00 WIB. Harga tiket masuknya untuk dewasa dikenakan biaya Rp 5.000, untuk mahasiswa dikenakan biaya Rp 3.000 dan untuk anak-anak dikenakan biaya masuk Rp 2.000.
Seperti namanya, tempat satu ini menjadi pusat uang di masa kolonial. Di Museum Bank Indonesia, pengunjung akan melihat sejarah mata uang Indonesia dari waktu ke waktu.
Tempat ini dibangun pada tahun 1828. Di sini, pengunjung juga dapat menyaksikan beroperasinya Bank Indonesia dari zaman dahulu kala.
Untuk ke sini, Anda bisa pergi ke Kawasan Kota Tua. Cek di sini untuk detail lokasinya.
Museum Bank Indonesia buka dari pukul dari jam 08.00 hingga jam 15.00. Untuk masuk ke sini dikenakan biaya Rp 5,000 untuk umum, sedangkan untuk anak-anak dan pelajar tidak dikenakan biaya alias gratis.
Baca juga: Trik Membersihkan Jamur pada Furnitur Plastik Luar Ruangan
Seperti namanya, tempat satu ini merupakan museum yang di dalamnya terdapat sejarah tentang pewayangan di Indonesia mulai dari sejarah lahirnya wayang, filosofinya, dan jenisnya.
Setidaknya ada 6.000 koleksi wayang dari berbagai daerah di Indonesia. Jenisnya pun beragam, seperti wayang golek, wayang kulit, wayang topeng, dan lainnya.
Museum wayang masih terletak di kawasan Kota tua Jakarta. Cek di sini untuk info detailnya.
Untuk masuk ke sini, pengunjung akan dikenakan biaya Rp 5.000 untuk umum sedangkan untuk pelajar tidak dikenakan biaya sama sekali. Museum wayang buka dari pukul 09.00 - 17.00 WIB.
Tempat bersejarah satu ini dulunya merupakan rumah Gubernur Jenderal VOC Reinier de Klerk. Namun akhirnya berubah menjadi gedung yang menyimpan arsip kenegaraan.
Kini gedung ini menjadi salah satu bagian dari cagar budaya Indonesia. Hal ini karena bangunan ini peninggalan rumah asli era kolonial Belanda.
Gedung yang terdiri dari dua lantai ini terletak di Jalan Gajah Mada Nomor 111, Tamansari. Cek di sini untuk info detail lokasinya.
Tempat ini buka dari pagi dan tutup pukul 15.00 WIB. Untuk masuk ke sini tidak dikenai biaya sama sekali.
Baca juga: Sejarah Kota Jayapura, Ibu Kota Papua, Kota yang Pernah Bernama Hollandia
Tragedi Trisakti di tahun 1998 menjadi salah satu peristiwa yang tak lekang oleh waktu. Oleh karenanya didirikanlah tempat bersejarah satu ini yang menyimpan momen tragedi tersebut.
Tempat ini terletak di dalam Lobby Gedung M (Dr. Sjarif Thajeb) Kampus A Universitas Trisakti, Grogol. Cek di sini untuk info petanya.
Banyak dokumentasi perjuangan para mahasiswa di era itu yang terpajang di museum ini. Selain itu juga ada diorama dan peninggalan dari para korban tragedi trisakti.
Untuk masuk ke sini tidak dikenakan biaya sama sekali. Muesum ini buka setiap Senin hingga Jumat dan tutup di saat akhir pekan.
Tempat satu ini berlokasi di Jalan Pos Kota Nomor, kawasan Kota Tua. Cek di sini untuk lebih jelasnya.
Seperti namanya, museum ini menyajikan berbagai macam sejarah seni rupa dan keramik di Indonesia.
Mulai dari seni rupa era kerajaan Majapahit abad ke-14 sampai era modern ada di sini. Sedikitnya terdapat kurang lebih 450 koleksi lukisan dan 5.000-an keramik yang ada di sini.
Untuk mengunjungi tempat ini, bisa datang setiap hari dari pagi hingga tutup pukul 17.00 WIB. Untuk dewasa dikenakan biaya Rp 5.000, untuk pelajar dikenakan biaya Rp 2.000.
Gereja ini merupakan salah satu cagar budaya yang masih beroperasi hingga sekarang. Gereja Sion didirikan pada tahun 1626 dan masih digunakan sebqagai tempat ibadah sampai saat ini.
Gereja Sion sering kali disebut sebagai gereja Portugis. Pasalnya, dulu gedung ini digunakan oleh jemaat Portugis melaksanakan ibadahnya.
Untuk ke Gereja Sion, Kamu bisa datang ke Jalan Pangeran Jayakarta Nomor 1, kawasan Kota Tua. Cek di sini untuk info detailnya.
Kapasitas masjid bisa menampung sekitar 1.000 orang di sini.
Masjid An-Nawier terletak di Jl. Pekojan Raya Nomer 71, Tambora. Untuk lebih detailnya bisa cek di sini.
Baca juga: Nilai Investasi di Jabar yang Tertinggi se-Indonesia, Apa Penyebabnya?