Oleh karena itu, Widya lebih memilih untuk berdiri saat berada di KRL.
"Baru tahu informasinya hari ini. Sebenarnya kalau untuk dempetannya masih agak risih sih. Tapi ya semoga semakin membaiklah," tutur Widya.
"Ini masih berdiri pas di KRL," sambung dia.
Masih jaga jarak
Kepala Stasiun Tangerang Eka Gusti Fadli mengatakan, kursi penumpang kini bisa diduduki oleh 7-8 orang.
"Kapasitas tempat duduk sebelumnya kan empat orang, saat ini bisa 7-8 orang tanpa jarak lagi, sudah 100 persen," sebutnya, Rabu.
Namun, menurut Eka, penumpang KRL dari Stasiun Tangerang masih menjaga jarak saat berada di tempat duduk.
Dia menuturkan, masih ada penumpang yang belum mengetahui peraturan terkait diizinkannya duduk secara berdempetan.
Baca juga: Tak Ada Lagi Jaga Jarak di Kursi KRL, Penumpang: Masih Insecure
Eka menduga, para penumpang masih berjaga jarak saat di tempat duduk karena sudah terbiasa dengan kebiasaan baru selama pandemi Covid-19 ini.
"Pantauan kita malah penumpang itu, walaupun tidak ada social distancing di kursi, mereka tetap jaga jarak," ungkapnya.
"Mungkin karena sudah terbiasa selama dua tahun mereka harus physical distancing, buktinya ya terbawa juga," sambung dia.
Sementara itu, kapasitas penumpang yang berdiri di gerbong kereta tetap dibatasi 60 persen, dari yang sebelumnya 45 persen.
Eka mengatakan, persentase itu setara dengan 96 penumpang. Bagi penumpang yang berdiri di gerbong kereta masih harus menerapkan berjaga jarak.
"Kalau jaga jarak tetap, hanya yang di kursi itu boleh full. Tapi kalau misalkan yang di atas (berdiri), itu tetap si penumpangnya sendiri jaga jarak," ujar Eka.
Anak naik KRL di luar jam sibuk