Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bingung Tak Dapat Update dari Polisi Soal Kasus Kematian Akseyna, Ayah: Dihentikan atau Bagaimana?

Kompas.com - 27/03/2022, 16:27 WIB
Muhammad Naufal,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak keluarga Akseyna Ahad Dory (19), pemuda yang kematiannya diselimuti misteri selama tujuh tahun, berharap kepolisian bisa memperjelas status dari perkara tersebut.

Diketahui, Akseyna ditemukan meninggal tepatnya di Danau Kenanga, Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, 26 Maret 2015, atau tujuh tahun lalu.

Pemuda yang saat itu menempuh pendidikan di jurusan Biologi Fakultas Matematika dan IPA UI awalnya diduga bunuh diri.

Namun belakangan polisi menduga Akseyna merupakan korban pembunuhan.

Tujuh tahun terlewati, polisi belum mampu menemukan jawaban atas tewasnya Akseyna.

Baca juga: Keluarga Akui Terima Informasi Terbaru Soal Kematian Akseyna dari Warganet

Marsekal Pertama TNI (Purnawirawan) Mardoto, ayah Akseyna, meminta kepolisian segera merespons surat yang dikirimkan soal penuntasan kasus putranya.

Pihak keluarga diketahui mengirimkan surat soal penuntasan kasus Akseyna ke Kapolri Jenderal Lisyto Sigit, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran, Polda Jawa Barat, Polres Metro Depok, Polsek Beji, dan Komisi Kepolisian Nasional.

"Saya berharap sekali ada respons dari pihak kepolisian, positioning-nya kasus ini bagaimana? Jadi supaya jelas, apakah benar-benar dihentikan atau bagaimana," tegas Mardoto, kepada Kompas.com, Minggu (27/3/2022).

Dia meminta polisi segera memberi tahu apakah penyelidikan kasus itu dihentikan. Jika dihentikan, Mardoto meminta polisi memberi tahu alasannya.

Dalam kesempatan itu, dia menyinggung Listyo Sigit agar juga merespons surat yang dikirimkan.

Baca juga: Keluarga Surati Kapolri soal Kasus Kematian Akseyna, tapi Tak Kunjung Dibalas...

Menurut dia, jika tak menemui hambatan dalam penyelidikan kasus itu, kepolisian seharusnya mampu menuntaskan misteri kematian Akseyna.

"Jadi kami berharap pimpinan, Kapolri dalam hal ini, bisa merespons, memberi jawaban. Apa pun jawabannya dan mestinya ada argumen atau alasannya," papar Mardoto.

"Biar kita tahu, kenapa? Kalau memang kalau ada hal yang menghambat apa? Kalau tidak ya harusnya dilanjutkan," sambungnya.

Dia turut mengaku, pihak keluarga sudah tak menerima informasi apa pun dari kepolisian soal misteri kematian Akseyna sejak kurang lebih tiga tahun ini.

"Kok tidak ada perkembangannya selama kurang lebih tiga tahun ini?" katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com