Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Bantah Jemput Paksa Perempuan di Tangerang Terkait Tuduhan Mencuri Anjing

Kompas.com - 04/04/2022, 22:43 WIB
Muhammad Naufal,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Kepala Unit Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Cipondoh, Inspektur Polisi Dua (Ipda) Zainal Arifin, membantah upaya penjemputan paksa seorang warga Tangerang terkait tuduhan mencuri tiga ekor anjing.

Bantahan ini disampaikan Zainal dalam merespons pengakuan warga bernama Christine. Perempuan tersebut mengaku hendak dijemput paksa di kediamannya pada 31 Maret 2022 atas tuduhan mencuri anjing.

Menurut Zainal, ketika mendatangi kediaman Christine, polisi hendak mengklarifikasi peristiwa yang terjadi.

Baca juga: Obati dan Bawa 3 Anjing Terluka ke Dokter, Perempuan di Tangerang Mengaku Dituduh Pencuri

"Jemput paksa bagaimana? Orangnya saja (sekarang) masih di rumah. Itu kan kami datang sama korbannya, sama Pak RT, sama Pak Satpam," kata Zainal, dikutip dari rekaman suara yang diterima Kompas.com, Senin (4/4/2022).

"Itu mau diklarifikasi. Namanya yang punya anjing kan diminta lagi, begitu," tutur dia.

Sebelumnya, Christine menjelaskan, pada 29 Maret 2022, dia membawa tiga anjing yang terluka ke dokter hewan. Menurut dia, ketika itu ketiga anjing tersebut dalam kondisi mengenaskan.

Ada anjing yang sudah terinfeksi di bagian matanya dan terluka di bagian badannya. Menurut dia, anjing berjenis husky di sebuah pekarangan juga sudah pincang.

"Saya inisiatif saja sebagai manusia, kasihan melihatnya panas-panasan dijemur, langsung saya bawa ke dokter. Bukannya saya bawa pulang ke rumah, tapi saya langsung bawa ke dokter, di-rontgen, dicek darah, lengkap," kata dia.

Baca juga: Mengaku Dituduh Curi Anjing, Perempuan di Tangerang Laporkan Kapolsek Cipondoh ke Propam

Dua hari berselang, yakni pada 31 Maret 2022, anggota Polsek Cipondoh mendatangi kediaman Christine.

Dia mengatakan, saat itu polisi meminta agar Christine ikut ke kantor Polsek Cipondoh karena sudah mencuri tiga anjing itu.

"Saya bilang saya mau tunggu pendamping hukum saya. Intinya polisi minta harus sekarang karena (penjemputan paksa) perintah dari komandan, dia bilang polisi punya hak katanya seperti itu," ucap Christine.

"Saya juga enggak tahu, kok tiba-tiba sudah ada surat penahanan. Saya saja belum klarifikasi kok mau langsung ditahan, tapi polisi bilang ini hak polisi," tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com