Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjual di Warung Kecil Berharap Harga Minyak Goreng Stabil

Kompas.com - 11/04/2022, 15:21 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saad (60) penjual minyak goreng eceran di warung kecil di daerah Plumpang, Koja, Jakarta Utara berharap harga minyak goreng kembali stabil.

Pasalnya, untuk mendapatkan minyak goreng yang akan dijualnya kembali, dia harus berkeliling ke beberapa tempat mencari yang menjual dengan harga yang murah meski tak semurah biasanya.

"Kasihan warga yang enggak punya. Kalau bisa, lebih stabil lagi harganya," kata Saad saat ditemui, Senin (12/4/2022).

Baca juga: Meski Minyak Goreng Sudah Beredar, Pedagang Keluhkan Ketersediaan yang Masih Belum Tentu

Saad membeli 17 kilogram minyak goreng untuk dijual lagi secara eceran di warung dagangan miliknya.

Biasanya, Saad menjual minyak tersebut seharga Rp 5.000 per seperempat kilo di warungnya.

"Masyarakat langsung serbu, langsung beli," kata dia.

Saad mengakui warga yang kerap membeli ke warungnya juga sempat protes karena harga minyak yang mahal.

Namun, saat itu Saad berkilah bahwa dirinya hanya menjual dan tidak mengetahui penyebab kenaikannya.

Baca juga: Mahasiswa Demo di Istana Bogor, Kritik soal Minyak Goreng Langka hingga Harga BBM Naik

"Iya, mereka sempat protes mahal, mahal. Tapi kita gak tahu, kan dari sononya. Saya jual aja," ucap dia.

Di sisi lain, Melan, pemilik toko minyak goreng grosiran dan sembako di Jalan Anggrek, Koja, Jakarta Utara mengakui bahwa saat ini ketersediaan minyak goreng sudah mulai normal.

"Minyak goreng sekarang biasa-biasa saja, gak kayak kemarin lagi. Kemarin-kemarin kan orang agak panik, sekarang pemeritnah sudah kasih agak longgar, barangnya ada aja," kata Melan.

Namun, ia belum mengetahui apakah persediaan minyak goreng tersebut aman. Sebab, pada Sabtu (9/4/2022) lalu pun, dirinya tidak mendapatkan barang dari pabrik.

Minyak goreng yang dijual Melan didapatkan langsung dari pabrik dengan ketersediaan yang tidak menentu.

Baca juga: BEM SI Akan Demo di Istana 11 April, Tuntut Jokowi Tegas Tolak Jabatan 3 Periode hingga Usut Mafia Minyak Goreng

"Persediaan begitu kita enggak bisa tahu kan dari pabrik, cuma kadang-kadang kita ambil dari bos kita sedapatnya. Misalnya kemarin-kemarin barangnya kurang, dia kasih sedikit aja gitu. Stoknya, banyak gak banyak kita enggak bisa ngomong. Kita enggak tahu," ujar Melan.

Dia mengatakan, meskipun mengambil barang dari pabrik, tetapi terkadang dia bisa mendapatkan barang sesuai ketersediaan pabrik.

Jika barang di pabrik banyak, kata dia, maka minyak yang didapatkannya pun bisa banyak. Begitupun sebaliknya.

"Kita juga enggak bisa tahu dari pabrik adanya berapa. Tiap hari juga dapatnya kadang-kadang, kadang juga enggak dapat. Kemarin Sabtu juga enggak dapat," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com