Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Bulan Terakhir Terjadi 49 Kasus Kebakaran di Jakpus, Paling Banyak akibat Korsleting

Kompas.com - 13/04/2022, 13:04 WIB
Reza Agustian,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa kebakaran di Jakarta Pusat pada Januari hingga Maret 2022 mengalami kenaikan dibanding periode yang sama tahun 2021.

Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Pusat Asril Rizal mengatakan, setidaknya terjadi 49 peristiwa kebakaran dalam kurun waktu tiga bulan terakhir.

"Kalau tahun 2021 dari Januari sampai Maret ada 44 kasus," kata Asril, Rabu (13/4/2022).

Jumlah kebakaran tersebut tersebar di delapan kecamatan di Jakarta Pusat.

Baca juga: Satu Keluarga Jadi Korban Kebakaran Ruko di Warakas, Tak Bisa Selamatkan Diri karena Terkunci dari Luar

Namun, Asril mengungkapkan bahwa kasus kebakaran di wilayah Jakarta Pusat masih terbilang landai dibanding wilayah Jakarta lainnya.

Menurut dia, penyebab kebakaran di Jakarta Pusat sebagian besar karena faktor korsleting.

"Kabel-kabel listrik juga banyak yang terbakar, lebih dari lima kali dalam satu bulan," katanya

Kemudian sisanya itu disebabkan oleh tabung gas, membakar sampah, dan lainnya.

Baca juga: Anak yang Lolos dari Kebakaran Bengkel di Warakas Teriak Histeris: Bagaimana Saya Mau Hidup Setelah Ini?


Luas area yang terbakar di Jakarta Pusat mencapai 2.443 meter persegi. Sebanyak 54 kepala keluarga atau 161 jiwa kehilangan tempat tinggal akibat kebakaran.

Asril mengimbau kepada masyarakat agar selalu berhati-hati dan tidak lengah agar tidak muncul percikan api yang menjadi penyebab kebakaran terlebih masyarakat akan bepergian mudik.

"Ketika mudik pastikan gas harus dicabut, listrik yang tidak di pakai cabut dari stop kontak," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com