Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diah Kusumawardani Wijayanti, Sosok Kartini Bagi Ribuan Pelajar Tari di Indonesia

Kompas.com - 23/04/2022, 19:25 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

"Kebetulan saya mendapat beasiswa di UI. Karena saat itu saya sedang menjadi wanita karir, Alhamdulillah saya mampu menghidupi kuliah saya. Jadi, uang beasiswanya itu saya pakai untuk mendirikan sebuah yayasan," kenang Diah.

Dari sana, lahir Yayasan Belantara Budaya Indonesia yang memiliki program sekolah tari gratis di museum-museum pada 2014.

"Setelah saya promosikan di sosial media dan saya berkeliling mempromosikan juga di sekitar Museum Kebangkitan Nasional, ternyata animonya banyak sekali," ungkap dia.

"Dari 100 lebih peserta, kemudian makin banyak, lalu ruangnya tidak muat. Maka kami bergeser ke Nuseum Nasional. Dari sana jumalh peserta juga terus bertambah hingga sekarang," kenang Diah dengan semringah.

Baca juga: Kompas.com dan Hotel Sultan Gelar Peringatan Hari Kartini 2022, Hadirkan 5 Kartini Masa Kini

Jatuh bangun

Diah mengatakan, di awal perjalanan, pelatih tari terdiri dari para relawan-relawan.

Namun, setelah berjalan beberapa bulan, Diah memutuskan untuk memulai sistem pengupahan kepada para pelatih untuk mengikat komitmen pelatihan.

Selain menggaji pelatih, ia juga harus menggaji para pegawai yang membantu terkait administrasi dan finansial yayasan tersebut.

Tak hanya itu, Diah juga mengatakan, semua pembiayaan pelatihan hingga pementasan juga didanai oleh yayasan tanpa meminta uang sedikit pun dari peserta.

Dengan semua pengeluaran tersebut, Diah mengakui sempat melewati masa-masa yang berat.

Baca juga: Ikut Balap Motor BSD, Peserta Difabel: Hari Ini Ulang Tahun, Kadonya Main di Street Race

"Sejak membuka yayasan, finansial berantakan. Sempat tidak punya uang, rekening kosong sama sekali. Sebab, 3 tahun pertama itu yayasan masih didanai dari uang pribadi saya. Saat itu saya sadar, ternyata membuka yayasan itu sulit sekali. " kenang Diah.

Pemecut semangat

Berbagai keterpurukan sempat dialami Diah selama 9 tahun terakhir. Kendati demikian, ia dibangkitkan dengan semangat dari orangtuanya.

Selain itu, melihat para muridnya menjadi pribadi yang lebih baik dan mendapat ucapan terima kasih yang tulus dari para orangtua murid, seakan memecut keputusasaannya menjadi semangat.

"Pernah ada orangtua siswa yang mengucapkan terima kasih kepada saya. Katanya, anak mereka yang down syndrome kini menjadi lebih percaya diri. Katanya, 'anak saya yang berkebutuhan khusus, bisa tampil di Istana Negara,'." ujar Diah.

Ia semakin terpecut, ketika seorang siswa berkebutuhan khusus yang kini sudah dewasa pun disebut telah mengajarkan tari tradisional di sekolah luar biasanya.

Baca juga: Jelang Hari Kesiapsiagaa Bencana 2022, Anies Harap Jakarta Jadi Kota Tangguh Bencana

"Kalimat-kalimat tulus tersebut membuat saya merasa diapresiasi dan sekaligus sebagai peringatan bahwa saya tidak boleh menyerah. Bahwa bahu, tangan, pemikiran saya itu berguna bagi orang lain. Akhirnya sampai hari ini saya tidak menyerah, dan tidak pernah menyesal telah menjalaninya," pungkas Ibunda dari Kirana Arundati ini.

Diah mengaku semakin bersemangat untuk menjadi berguna kepada orang lain.

Oleh karenanya, ia pun berencana membuka sekolah tari khusus anak berkebutuhan khusus pada Juni 2022 nanti.

"Di sekolah kami saat inia da sekitar 15 anak berkebutuhan khusus. Oelh karenanya kami akan membukan sekah khusus di Bogor untuk membuja kesempatan lebih luas bagi anak berkebutuhan khusus," ungkap Diah memohon dukungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com