Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diah Kusumawardani Wijayanti, Sosok Kartini Bagi Ribuan Pelajar Tari di Indonesia

Kompas.com - 23/04/2022, 19:25 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA KOMPAS.com - Diah Kusumawardani Wijayanti (46), pendiri Yayasan Belantara Budaya Indonesia (YBBI), sudah 9 tahun mengangkat kecintaan anak indonesia dengan budaya Indonesia.

"Kami melestarikan tari tradisional Indonesia. Di mana kami membangun sekolah di berbagai daerah untuk mereka yang ingin belajar dengan gratis. Di mana sekolah itu didirikan, maka kearifan lokal di daerah tersebut yang dilestarikan," kata Diah kepada Kompas.com.

Baca juga: Kartini di Balik Dapur, Ibu Rumah Tangga Ini Rutin Berbagi Nasi Setiap Jumat di Depok

Diah mengaku melakukan hal ini untuk menanamkan kecintaan budaya nusantara dan memberikan akses secara cuma-cuma kepada siapa saja.

"Jadi kami ingin anak Indonesia bangga dengan tari tradisional daerahnya masing-masing. Agar rasa kebanggaan atas daerahnya itu kuat." kata Diah.

Melalui yayasannya tersebut, Diah kini membantu 5.342 orang dari berbagai kalangan untuk melestarikan budaya nusantara.

"Saya memiliki sekolah tari dan musik gratis yang diikuti 5.342 siswa yang tersebar di Jakarta, Bandung, Cirebon, Bogor, dan Nusa Tenggara Timur," kata Diah.

Diah mengatakan, ribuan siswa tersebut terdiri dari berbagai golongan usia maupun kalangan.

Baca juga: Menjadi Kuat Seperti RA Kartini...

"Pesertanya itu anak-anak, remaja, dewasa, sampai orang tua yang tergabung dari berbagai kelangan. Dari usia 3 tahun sampai 70 tahun," ungkap Diah yang juga menjabat sebagai Ketua Komunitas Perempuan Pelestari Budaya.

Diah mengatakan para siswa sekolah tarinya sudah melakukan pentas tari hingga ke luar negeri.

"Paling jauh mereka mentas ke New York, kita juga pernah mentas tour keliling India, Ke kanada, ke Azerbaijan. Insya Allah tahun ini ke Frankfurt, Jerman," ucap Diah dengan bangga.

Awal mula

Diah bercerita, awal mula gerakan ini dilakukan lantaran ia melihat sosok anaknya yang tidak lebih menggemari budaya nusantara dibandingkan luar negeri.

"Awalnya saya melihat anak saya yang lebih memilih latihan menari balet dari pada tradisional," kata Diah.

Situasi itu menyadarkan Diah bahwa ada banyak anak juga di luar sana yang tidak lebih tertarik terhadap budaya Indonesia.

"Kebetulan saat itu usia 35 tahun, saya memiliki target untuk bisa berguna bagi orang lain," lanjut dia.

Kesadaran dan keinginan Diah kemudian seakan didukung semesta ketika ia mendapat beasiswa S2 di Universitas Indonesia (UI).

Baca juga: Ghina Ghaliya, Kartini Masa Kini yang Perjuangkan Pendidikan untuk Semua dengan Berbagi Ponsel Pintar

"Kebetulan saya mendapat beasiswa di UI. Karena saat itu saya sedang menjadi wanita karir, Alhamdulillah saya mampu menghidupi kuliah saya. Jadi, uang beasiswanya itu saya pakai untuk mendirikan sebuah yayasan," kenang Diah.

Dari sana, lahir Yayasan Belantara Budaya Indonesia yang memiliki program sekolah tari gratis di museum-museum pada 2014.

"Setelah saya promosikan di sosial media dan saya berkeliling mempromosikan juga di sekitar Museum Kebangkitan Nasional, ternyata animonya banyak sekali," ungkap dia.

"Dari 100 lebih peserta, kemudian makin banyak, lalu ruangnya tidak muat. Maka kami bergeser ke Nuseum Nasional. Dari sana jumalh peserta juga terus bertambah hingga sekarang," kenang Diah dengan semringah.

Baca juga: Kompas.com dan Hotel Sultan Gelar Peringatan Hari Kartini 2022, Hadirkan 5 Kartini Masa Kini

Jatuh bangun

Diah mengatakan, di awal perjalanan, pelatih tari terdiri dari para relawan-relawan.

Namun, setelah berjalan beberapa bulan, Diah memutuskan untuk memulai sistem pengupahan kepada para pelatih untuk mengikat komitmen pelatihan.

Selain menggaji pelatih, ia juga harus menggaji para pegawai yang membantu terkait administrasi dan finansial yayasan tersebut.

Tak hanya itu, Diah juga mengatakan, semua pembiayaan pelatihan hingga pementasan juga didanai oleh yayasan tanpa meminta uang sedikit pun dari peserta.

Dengan semua pengeluaran tersebut, Diah mengakui sempat melewati masa-masa yang berat.

Baca juga: Ikut Balap Motor BSD, Peserta Difabel: Hari Ini Ulang Tahun, Kadonya Main di Street Race

"Sejak membuka yayasan, finansial berantakan. Sempat tidak punya uang, rekening kosong sama sekali. Sebab, 3 tahun pertama itu yayasan masih didanai dari uang pribadi saya. Saat itu saya sadar, ternyata membuka yayasan itu sulit sekali. " kenang Diah.

Pemecut semangat

Berbagai keterpurukan sempat dialami Diah selama 9 tahun terakhir. Kendati demikian, ia dibangkitkan dengan semangat dari orangtuanya.

Selain itu, melihat para muridnya menjadi pribadi yang lebih baik dan mendapat ucapan terima kasih yang tulus dari para orangtua murid, seakan memecut keputusasaannya menjadi semangat.

"Pernah ada orangtua siswa yang mengucapkan terima kasih kepada saya. Katanya, anak mereka yang down syndrome kini menjadi lebih percaya diri. Katanya, 'anak saya yang berkebutuhan khusus, bisa tampil di Istana Negara,'." ujar Diah.

Ia semakin terpecut, ketika seorang siswa berkebutuhan khusus yang kini sudah dewasa pun disebut telah mengajarkan tari tradisional di sekolah luar biasanya.

Baca juga: Jelang Hari Kesiapsiagaa Bencana 2022, Anies Harap Jakarta Jadi Kota Tangguh Bencana

"Kalimat-kalimat tulus tersebut membuat saya merasa diapresiasi dan sekaligus sebagai peringatan bahwa saya tidak boleh menyerah. Bahwa bahu, tangan, pemikiran saya itu berguna bagi orang lain. Akhirnya sampai hari ini saya tidak menyerah, dan tidak pernah menyesal telah menjalaninya," pungkas Ibunda dari Kirana Arundati ini.

Diah mengaku semakin bersemangat untuk menjadi berguna kepada orang lain.

Oleh karenanya, ia pun berencana membuka sekolah tari khusus anak berkebutuhan khusus pada Juni 2022 nanti.

"Di sekolah kami saat inia da sekitar 15 anak berkebutuhan khusus. Oelh karenanya kami akan membukan sekah khusus di Bogor untuk membuja kesempatan lebih luas bagi anak berkebutuhan khusus," ungkap Diah memohon dukungan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi May Day, Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi May Day, Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com