JAKARTA, KOMPAS.com - Kurang lebih dua tahun lalu, panyebaran virus Corona datang menerpa tanpa bersuara.
Secara perlahan, virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut merenggut banyak korban dan kemudian memaksa banyak sektor lumpuh, termasuk sektor pendidikan.
Kegiatan belajar mengajar pun "dirumahkan" demi menghindari penularan virus Corona. Penyesuain dilakukan. Transfer ilmu dilakukan secara jarak jauh menggunakan teknologi bernama gawai pintar dan internet.
Namun, tidak semua orang bernasib mujur dan memiliki akses terhadap fasilitas yang tidak murah tersebut.
Pada suatu hari di pertengahan tahun 2020, seorang pemulung mendatangi rumah wartawati Ghina Ghaliya untuk memungut sampah.
Baca juga: Sosok Tri Sugiarti, Pendiri Bank Sampah dan Penghasil Produk Daur Ulang Kertas
Di tengah aktivitasnya, sang pemulung bertanya kepada pemilik rumah apakah ada gawai pintar bekas yang tak lagi terpakai.
Anaknya yang masih bersekolah membutuhkan gawai tersebut untuk menjalani proses belajar daring.
"Saat itu ada pemulung yang menanyakan ponsel bekas. Katanya, untuk digunakan anaknya belajar dari rumah," cerita Ghina kepada Kompas.com.
"Dari situ, keluarga saya menyadari adanya kebutuhan demikian. Akhirnya keluarga saya membetulkan ponsel bekas yang ada lalu diberikan ke bapak tersebut," imbuhnya.
Berangkat dari situ, Ghina pun menyodorkan ide berbagi ponsel bekas kepada rekan-rekannya di komunitas Wartawan Lintas Media.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.