Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kehabisan Tiket Bus untuk Mudik, Penumpang dari Jakarta Ini Punya Rencana Lain demi Pulang ke Nganjuk

Kompas.com - 28/04/2022, 17:51 WIB
Mita Amalia Hapsari,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Raut wajah Parwo (53) terlihat kebingungan ketika petugas di salah satu loket perusahaan otobus (PO) langganannya, mengatakan bahwa tiket yang dicarinya tidak tersedia.

Parwo yang saat ini bekerja di kawasan Harmoni, Jakarta Pusat, berencana pulang kampung dengan menumpang bus langganannya ke Nganjuk, Jawa Timur.

Ia berencana pulang pada Sabtu (30/4/2022) esok. Namun, tiket yang dicarinya di tanggal tersebut, ternyata sudah habis sejak beberapa hari lalu.

"Saya biasanya naik PO itu, tapi ternyata tiket Sabtu sudah habis. Cuma ada keberangkatan hari Senin tanggal 1 Mei 2022," ungkap Parwo di Terminal Grogol, Jakarta Barat.

Baca juga: 600 Peserta Mudik Gratis Berangkat dari Terminal Baranangsiang Bogor, Mayoritas Menuju Jawa Barat dan Jawa Tengah

Parwo mengaku hanya ingin berangkat di hari Sabtu karena alasan pekerjaan.

"Saya enggak bisa kalau Senin. Saya hari ini masih kerja, jadi cuma bisa berangkat Sabtu. Selesai lebaran saya sudah harus balik lagi. Kalau pulang ke sana Senin, nanti di kampung cuma sebentar," curhat Parwo.

Lantaran PO favoritnya tidak memiliki tempat duduk lebih, ia pun berencana menghampiri beberapa PO lainnya di Terminal Grogol. Berharap, ada bus yang bisa mengantarnya ke kampung halaman esok lusa.

Baca juga: 5 Tempat Makan Enak di Tegal untuk Pemudik, Ada Sate Hingga Ikan Bakar

"Saya masih cari-cari tiket di tempat lain. Saya yakin pasti dapat. Karena saya tetap mau pulang kampung lebaran ini," kukuh Parwo.

Jika tidak kunjung mendapatkan tiket bus ke Nganjuk, Parwo memiliki rencana akhir. Ia akan menumpang bus tujuan lain. Dari sana, ia berencana menyambung ke Nganjuk.

"Kalau sepahit-pahitnya enggak dapat tiket langsung, saya bakal menyambung ke Yogyakarta lalu dilanjutkan ke Nganjuk," kata Parwo.

Rencananya, dari Yogyakarta, Parwo akan menumpang bus yang sudah sepi ke Nganjuk.

"Dari Yogyakarta kan banyak yang ke Nganjuk. Karena banyak bus yang nurunin penumpang di situ," kata dia.

Kendati demikian, ia tetap berusaha mencari tiket bus ketibaan langsung di Nganjuk. Sebab, dengan menumpang bus dua kali, harga tiket yang harus dikeluarkan tentunya akan lebih mahal.

"Tapi katanya memang harganya jadi lebih mahal. Saya juga belum pernah nyoba turun di Yogyakarta, tapi ya itu pilihan terakhir," tutup Parwo sebelum melanjutkan menyambangi loket-loket PO bus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com