Riza mengatakan, belajar jarak jauh atau online pun berpotensi kembali diterapkan untuk mewaspadai penyebaran hepatitis akut misterius di sekolah. Namun, Riza menyebutkan, kebijakan ini masih dipelajari seiring dengan temuan dugaan hepatitis akut di Jakarta yang kini mencapai 21 kasus.
"Termasuk PTM (pembelajaran tatap muka) ini masih kami pelajari apakah akan kembali online (belajar jarak jauh), kami lihat," ujar dia.
Riza mengatakan, kewaspadaan perlu dibangun mengingat organisasi kesehatan dunia (WHO) sudah menetapkan kasus hepatitis akut sebagai kejadian luar biasa.
"Memang kasus ini menurut WHO sudah menjadi KLB, kejadian luar biasa. Itu sudah dari WHO sendiri, nanti Indonesia (khususnya) Jakarta menunggu kebijakan pemerintah pusat," ujar dia.
Menyikapi penularan hepatitis akut di ibu kota yang didominasi anak-anak, epidemiolog dari Griffith University, Australia, Dicky Budiman, meminta semua pihak waspada.
Baca juga: Pemkot Jakarta Pusat Siapkan Dua Rumah Sakit Rujukan Hepatitis Akut
Ia pun mengatakan, di tengah kemunculan penyakit menular seperti hepatitis yang sudah masuk dalam kategori kejadian luar biasa, metode pembelajaran gabungan antara daring dan luring harus dipersiapkan.
Dicky mengatakan saat ini sekolah masih bisa menggelar PTM 100 persen. Namun jika keadaan bertambah parah, sekolah dan pemerintah daerah juga harus menyiapkan metode pembelajaran daring sebagaimana di masa awal pandemi Covid-19.
Jika penularan hepatitis akut bisa terkendali kembali, sekolah dan pemerintah daerah dipersilakan untuk menggelar PTM 100 persen.
"Artinya mekanisme hybrid antara offline dan online dimungkinkan. PTM bisa berjalan dengan pengetatan," kata Dicky.
Dicky pun meminta sekolah menjaga kebersihan tempat yang digunakan secara bersama seperti toilet. Sebabnya, penularan virus hepatitis kerap terjadi di tempat yang digunakan secara bersamaan seperti toilet.
Ia juga mengingatkan agar siswa dan siswi tak saling berbagi makanan dan minuman, sebab hal itu bisa menjadi medium penularan hepatitis.
"Yang sharing (berbagi) makanan dan minuman itu harus dihindari. Kalau bisa bawa bekal ke sekolah juga lebh baik. Jadi makanan minuman dibawa dari rumah supaya dia tidak jajan. Karena paparan hepatitis juga dari jajanan yang tidak bersih," papar Dicky.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.