Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah Sumbat Sungai Bikin Sejumlah Wilayah di Depok Kebanjiran

Kompas.com - 20/05/2022, 06:05 WIB
Ihsanuddin

Editor

DEPOK, KOMPAS – Hujan deras intensitas tinggi disertai angin kencang di Kota Depok, Jawa Barat dalam beberapa hari terakhir menyebabkan sejumlah wilayah banjir dan total ada 264 rumah rusak.

Kepala Bidang Penanggulangan Bencana Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok, Denny Romulo mengatakan, banjir itu salah satunya disebabkan oleh banyaknya sampah yang menumpuk di sungai. 

Kondisi itu diperparah dengan intensitas hujan tinggi, petir, dan angin kencang, yang terjadi sejak Kamis (19/5/2022) dini hari hingga pagi, membuat banjir menjadi tak terhindarkan. 

Wilayah yang terdampak banjir itu seperti di Jalan Pramuka 2, Mampang, Pacoran Mas. Selain itu di Jalan Raya Sawangan juga mengalami banjir. Rata-rata ketinggian air mencapai 30 sentimeter. Setidaknya ada 11 rumah terdampak banjir.

“Sudah surut banjirnya. Ada banyak batang pohon menghambat aliran sungai, begitu pula dengan sampah. Sumbatan itu, air meluap ke jalan. Sudah selesai dibersihkan sejumlah kali dari sampah,” kata Denny, Kamis (19/5/2022).

Baca juga: Eno Farihah Tewas dengan Tubuh Tertancap Pacul, Inisiator Pemerkosaan Lolos dari Hukuman Mati (2)

Selain banjir, kata Denny, ada ratusan rumah rusak dampak dari cuaca ekstream. Rata-rata kerusakan bagian atap karena tersapu angin puting beliung dan tertimpa dahan pohon.

“Tercatat ada 264 rumah rusak, tersebar di Kelurahan Bedahan mencapai 155 rumah, paling banyak. Lalu di Sawangan Baru ada 61 rumah, Pasir putih ada 30 rumah, Rangkepanjaya 17 rumah, dan Rangkepanjaya Baru 1 rumah,” lanjutnya.

Saat ini, pendataan dilangsungkan atas koordinasi dengan Dinas Sosial dan Dinas Perumahan dan Pemukiman, serta Dinas Kesehatan untuk memberikan bantuan seperti perbaikan rumah, kebutuhan logistik terutama untuk bayi dan ibu-ibu, hingga obat-obatan.

“Sudah dalam proses pengerjaan dan bantuan secara bertahap kepada warga dan rumah yang terdampak,” ujar dia.

Denny meminta warga waspada dan menghindari kegiatan di luar rumah saat musim hujan intensitas tinggi, angin kencang, dan disertai petir yang diprediksi masih akan berlangsung selama beberapa hari ke depan. 

Warga juga diimbau tidak membuang sampah rumah tangga ke sungai yang bisa menjadi penyebab banjir.

Baca juga: Ingin Segera Perbaiki Atap Ambruk SDN Pancoran Mas 3, Wali Kota Depok Minta Bantuan BUMD dan Baznas

Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bogor, Citra Indah Yulianty melanjutkan, pihaknya menerjunkan personel untuk membersihkan sejumlah kali yang dipenuhi sampah pohon dan sampah rumah tangga yang menutup aliran air.

Seperti di Kali Licin, Pancoran Mas, ada 10 personel dan tambahan bantuan personel dari tim penanggulangan bencana.

Citra melanjutkan, pihaknya terus berupaya meminimalisir luapan air dengan rutin membersihkan sampah di sejumlah kali yang melintasi Kota Depok.

Selain faktor alam, banyak ditemukan tumpukan sampah rumah tangga. Menurut Citra, perilaku membuang sampah ke sungai memperburuk kondisi kali terutama saat musim hujan.

“Selain ranting dan dahan pohon, banyak sampah kiriman dari hulu dan sampah warga yang dibuang ke kali. Kami imbau warga untuk peduli dan menjaga kebersihan alam. Kita sama-sama meminimalisir kerusakan alam dan banjir dengan tidak membuang sampah sembarangan," kata dia.

Berita ini sudah tayang di Kompas.id dengan judul "Sampah Sumbat Sungai, Ratusan Rumah di Kota Depok Kebanjiran"

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com